Skip to main content

Ingatan Filsafat: Kebebasan Al Asy'Ari



Ingatan Filsafat: Kebebasan Al Asy'Ari
Oleh: FF

Abu hasan Al Asy'Ari hidup di mana Islam memiliki banyak mahzab dalam galis besarnya ada Formalisme dan Subtansial (Jabariah dan Qodariah). Secara singkat beliau keluar dari mahzab Mu'tazilah dengan beragam alasan terutama ketika ia sedang mebgalami fase skeptisme, dan memiliki aliran sendiri sebagai sintesis dari pergolakan Mu'tazilah dan Jabariah (khawarij?). Mengenai lainnya masih elok bila daku belajar lebih dalam tentang sosok beliau. 

Tentang kebebasan, Beliau berpendapat manusia sesungguhnya paham kebebasan bukan kehendak mutlak dari manusianya. Karena dalam teologi kontemporer Aman sekarang kebebasan manusia itu ialah dari Tuhan kepada Manusia. Lalu manusia menggunakan sesuai kehendaknya (Antroposentrisme). Sedangkan zaman dulu dalam teologi dari Tuhan kepada manusia lalu menuju Tuhan kembali (innalilahi wa innailaihi rojiun). Makanya kebanyakan manusia zaman dulu berpegang pada pedoman "dunia ini tidak penting, bagaimana caranya kembali ke Tuhan (Akherat).
Allah ikut andil dalam setiap kebebasan, menurut beliau bebas adalah ketika kita manusia tahu batas dari segala bentuk pengetahuan dalam mengamalkannya yang membuahi kebaikan antar sesama. Okasionalisme yang dianut mengatakan bahwa hukum alam hanyalah sebab sekunder, bahkan itu hanya ilusi. Karena sifat yang dikeluarkan itu adalah Haq Allah semata. Lainnya harus belajar lebih dalam lagi..
Terimakasih.


Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...