Oleh: FF
Abu hasan Al Asy'Ari hidup di mana Islam memiliki banyak mahzab dalam galis besarnya ada Formalisme dan Subtansial (Jabariah dan Qodariah). Secara singkat beliau keluar dari mahzab Mu'tazilah dengan beragam alasan terutama ketika ia sedang mebgalami fase skeptisme, dan memiliki aliran sendiri sebagai sintesis dari pergolakan Mu'tazilah dan Jabariah (khawarij?). Mengenai lainnya masih elok bila daku belajar lebih dalam tentang sosok beliau.
Tentang kebebasan, Beliau berpendapat manusia sesungguhnya paham kebebasan bukan kehendak mutlak dari manusianya. Karena dalam teologi kontemporer Aman sekarang kebebasan manusia itu ialah dari Tuhan kepada Manusia. Lalu manusia menggunakan sesuai kehendaknya (Antroposentrisme). Sedangkan zaman dulu dalam teologi dari Tuhan kepada manusia lalu menuju Tuhan kembali (innalilahi wa innailaihi rojiun). Makanya kebanyakan manusia zaman dulu berpegang pada pedoman "dunia ini tidak penting, bagaimana caranya kembali ke Tuhan (Akherat).
Allah ikut andil dalam setiap kebebasan, menurut beliau bebas adalah ketika kita manusia tahu batas dari segala bentuk pengetahuan dalam mengamalkannya yang membuahi kebaikan antar sesama. Okasionalisme yang dianut mengatakan bahwa hukum alam hanyalah sebab sekunder, bahkan itu hanya ilusi. Karena sifat yang dikeluarkan itu adalah Haq Allah semata. Lainnya harus belajar lebih dalam lagi..
Terimakasih.
Comments
Post a Comment