Oleh: FF
Mundur ketitik belakang setelah kemarin masuk ke pengantar keadilan. Setelah Plato, Aristoteles mengemukakan tentang keadilan baginya yang bernafaskan realisme. Ada hal unik dalam lukisan-lukisan Raphael atau mungkin pernah melihat bagaimana manusia telanjang yang satu menunjuk ke bawah dan satunya lagi ke atas, ternyata merefleksikan Plato dan Aristoteles itu sendiri. Plato menunjuk ke atas bagaimana nilai kebenaran mengarah dari atas (dunia ide) menuju bawah, sedangkan Aristoteles kebalikannya kebenaran bisa direfleksikan melalui realitas yang ada sekarang, misalnya kopi saat kita minum kopi itulah kopi dan menjadi sebuah pengetahuan, bagi Plato dalam dunia abstrak kopi suda terdaftar namun belum ke recall dari dunia pikiran (ide).
Menariknya dalam konteks keadilan mereka bernafaskan yang sama (yaiylah satu guru satu murid). Keadilan berbasis kebahagiaan (eudonamis) bagi Aristoteles yang lebih praktikal keadilan itu ialah bagaimana sesuatu itu terasa pas tidak lebih tidak kurang. Mungkin pada pembahasan kemarin pernah saya ingat juga bagaimana. Hemat itu titik tengah dari pelit dan royal dll. Keadilan itu faktor, fungsi, manusia dan negaranya. Mungkin masih abstrak yang sedikit politis bahkan Alexander The Great (Anak murid dari Aristoteles) mengintemplasikan ke dalam sistem politiknya. Terimakasih.
Comments
Post a Comment