Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2019

Ngaji Filsafat: Khrisna (Yoga dan Dharma)Oleh: FF

Ngaji Filsafat: Khrisna (Yoga dan Dharma) Oleh: FF Khusus untuk manusia langit ini saya diajak untuk dikenalkan oleh sosok Khrisna. Tokoh Hindu ini saya kenal melalui media-medua televisi seringnya sih kartun sore. Sosok Khrisna di televisi digambarkan orang yang ceria dengan warna kulit biru terang. Memang dalam penokohan Khrisna merupakan sosok yang ceria dalam pembawaannya berbeda dengan Arjuna yang kalem (Konon Khrisna merupakan Inkarnasi Dewa Wisnu-- Dewa Wisnu bagian dari Brahmana). Dalam Agama Hindu Brahma persis memiliki trinitas tapi namanya trimarta (Tuhan yang menampakkan diri). Brahma, Wisnu dan Siwa. Oh iya dalam ajaran Agama Baha'i Khrisna, Zaratustra, Buddha itu merupakan Nabi keturunan Nabi Ibrahim. Jika dalam ajaran lain diajarkan Istri Nabi Ibrahim ada dua yaitu Sarah, dan Siti Hajar. Maka dalam Baha'i Ibrahim memiliki tiga istri yang ketiganya adalah Keturah, ya namanya aga mirip Jawa-Jawa gitu yaa. Dalam pengajarannya Khrisna menemukan atau me

Ngaji Filsafat: Isa Al-Masih (Kasih)

Ngaji Filsafat: Isa Al-Masih (Kasih) Oleh: FF Isa Al Masih merupakan Nabi sebelum Muhammad. Di mana Isa juga yang beratus tahun kemudian menjadi sebab adanya Agama Kristen. Saya sering sekali mendengar namanya bahkan di Al-Quran sendiri nama Isa merupakan Nabi yang sering disebut.  Isa merupakan ejaan atau runtunan kata serapan dari Arab. Bahkan di daerah jazirah sendiri Al-Yasuud. Aslinya nama Isa sendiri merupakan Iesooa, berasal dari Aramaik, daerah di mana jajahan Romawi. Serapan ini persis nama2 Nabi lain seperti Yahya di Arab dan di Eropa menjadi Yohannes. Imron kakek Isa sendiri adalah trah dari berbagai Nabi. Singkatnya Isa mengajarkan kasih di mana saat itu Musa dan turunannya begitu konservatif dalam beragama. Ada berbagai versi bagaimana Isa di salib. Di Islam Isa sebenarnya tidak disalib tetapi yang disalib merupakan Yudah Eskariot yang berkhianat. Nah di kristen sendiri percaya Isa disalib. Di dalam Ahmadiyah percaya jika memang Isa di salib namun ditolo

Khuldi Terakhir

Di dalam hatiku terdapat Sang Kekasih yang telah ku lupa karena rupa. Aku ingin sekali sebab-sebab yang bermuara pada Kekasih. Meski tak disangkal, ada dunia dalam pikiran yang membutakan. Adakah saja ku temukan satu dari sekian, meski siapa pun engkau akan ku temukan sisa gigitan Kuldi Adam di dalam matamu, untuk terakhir kalinya.

Doaku Pada Kekasih

Dari tiap malam yang ku sebut atau segala racau mulut ini bertutur. Adakah sekejap saja hinggap Tuhan melulur hati? Jauhkan dari segala penat atau memoar yang terancam pudar. Aku sesekali menggoes romantisnya malam di Mredo tak kutemukan gemerlap cahaya, Tapi hamparan bintang bercucur tak kusadari sedalam jua. Kini malam yang kurindukan berbalik senyap sunyi hanya atap dan awan-awan mendung. Mungkin sesekali ditaburi sinar matahari yang tiada tara. Pada Wajah-Mu sekali saja akan kuabadikan dalam palung terdalam. Jauhkan lah dari segala risau yang berdarah baik luka atau bukan. 23.10.2019

Ngaji Filsafat: Zaratustra (Zoroaster, Api, dan Bangsa Arya)

Ngaji Filsafat: Zaratustra (Zoroaster, Api, dan Bangsa Arya) Oleh: FF Zaratustra merupakan salah satu tokoh dari lahirnya agama Zoroaster atau kalau dalam cerita kitab-kitab kita disebut agama Majusi padahal Zoroaster dan Majusi berbeda. Zoroaster malah menentang Politeisme dari Agama Paganisme (Magan) dan menjadi Agama Monoteisme awal paling tua. Di mana Tuhannya bernama Ahura Mazda. Agama ini lahir dari bangsa Arya. Yup betul bangsa Arya saat perang dunia kemarin (Hitler). Sejarah ras Arya ini berdiri dari manusia Kaukasian di Eropa Timur. Kaukasian tersendiri merupakan ras yang tinggal di gunung Kaukakus dan menetap di ketinggian gunungnya. Nah mereka menyebut dirinya Arian yang memiliki orang-orang yang tinggi (bertempat tinggal). Seiring berjalannya sejarah mereja menjadi ras tersendiri dan menjadi Ras Arya. Seiring berjalannya sejarah, Ras Arya mulai menempati ke belakang-belakang daerahnya hingga mencapai Perdia dan India. Di India lahirlah Agama Hindu, kemudian

Er Is Liefde in Buitenzorg

Di antara dedaunan rindang nan indah pada langit Bogor, Adakah jejak yang tak pasti tentang manusia di dalamnya? Perasaan yang tiba-tiba saja tenggelam persis pertama tatapan Tuhan turun dari mendungnya bias-bias hujan. Di perjalanan itu aku menjadi sunyi dengan khitmat meratap kicau merdu dari tiap tetes tatapmu, Apakah ia yang mengantarkan ke pintu gerbang? Di mana perhentian sudah berada di tapal keberangkatan, Di atas rel di mana kulihat lampu-lampu berjalan dengan cepat. Di sana masih tersimpan lengkap sesisir bayangmu. Maka sudah tepat kubilang waktu adalah penjahat ulung yang menciptakan sekat antara ruang-ruang mimpi yang sudah ku siapkan dengan sigap. Di tempat itu seharusnya kata menjadi cantik dan kepulangan menjadi musik harmonis yang kunikmati Namun masih saja kelu meski tak berharap akan menjadi sesuatu Hanya saja tak ingin menjadi hilang dalam tatap sekajap Terima kasih hari ini atas segala rasa-rasa dan pelengkap hari. Pengantar buku baru dalam bab

Ngaji Filsafat: Kebahagiaan

Ngaji Filsafat: Kebahagiaan (Aristippus, Nietzsche, Epicurus, Ghazali John Miller, Bentham) Mulai ke babak selanjutnya membahas tentang kebahagiaan. Kebahagiaan menjadi sebuah masalah paradoks tersendiri persis seperti cinta. Ia begitu dekat namun abstrak dan manusia seperti kita tidak bisa memiliki parameter dalam abstraksi seperti itu. Ternyata kebahagiaan memiliki wilayah filsafatnya tersendiri. Di sini pun saya mendapatkan beberapa kasus yang sering terjadi di antara kita, yaitu problem kebahagiaan. Menurut John Miller kita tidak bisa mencapai kebahagiaan karena membayangkan sesuatu di luar diri kita dengan imaji bila mendapatkan hal tersebut otomatis bahagia. Nah itu dia, semakin kita kejar kebahagiaan kita tidak mampu meraihnya, persis cinta. Hal ini dinamakan Paradoks Hedonismn. Begitu juga dengan tingkatan kebahagiaan, manusia memiliki "Set Point" atau takaran kebahagiaannya, misal golongan menengah ke bawah punya uang 5 juta itu sangat berarti, beda deng

Ngaji Filsafat: Obyektivitas Realisme (Ayn Rand)

Ngaji Filsafat: Obyektivitas Realisme (Ayn Rand) Oleh: FF Lahir dari keluarga Yahudi di Rusia, Ayn Rand tertarik dengan ideologi Amerika sejak melewati masa The Great Depression 1939 (Krisis Global Perang Dunia). Akhirnya menjadi filsuf perempuan dengan Obyektivitas Realisme nya. Jarang ada filsuf yang berideologi obyetif sebab post-modern lebih menekankan individual, dan subyektifisme. Berakar dari Reason atau akal sehat ia mempercayai adanya kebenaran mutlak di luar pemahaman manusia. Jadi meskipun manusia menggunakan kacamata apapun dalam membaca obyek dan terlihat bacaannya beda, secara realitas kita percaya ada satu unsur kebenaran yang ada di dalamnya. Seperti bakwan atau bala-bala itu tidak akan melunturkan secara realita itu makanan yang terbuat dari tepung dan sayur-sayuran. Menariknya pemikiran beliau sangat merefleksikan secara personal experience yang dekat terhadap saya tentang crisis quarter age. Banyak manusia melupakan atau membiarkan tidak mengenal di

Review Film: Joker (2019)

Dir: Todd Phillips Oleh: HSA Sekian lama DC membuat tone film gelap-gelapan. Namun akhirnya Joker Standalone mampu membawanya sedemikian rupa, dari cinematography, set production, dan naskah. Patut diberi jempol. Jika film superhero atau anti hero berkaitan dengan hal-hal CGI atau sinar-sinaran laser. Film Joker tidak demikian. Film ini lebih masuk ke dalam psikologis dan realistis terhadap penggambaran dunia sekitar penonton. Secara naratif film ini tergolong memiliki pace lambat dan lebih subyektif ke Arthur. Set production jelas merefleksikan pikiran-pikiran Arthur yang begitu rusak dan gila, terdapat graffiti di mana-mana menggambarkan pikiran anarko primitif (kata teman saya). Pace yang cenderung datar tersebut membuat penonton makin memiliki point of interest pada peran Arthur. Begitu juga cinematography sebagai bahan pendukung dunia Arthur bahkan beberapa adegan menyamai adegan The Dark Knight. Tone biru hijau membantu kekelaman dunia Arthur. Joker menjadi