Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

Semayam Cinta

Bias, sebuah sesal dalam roma. Kota ini sudah bukan menjadi kita, atau tentang kata-kata dalam kisah, Berpikir menjauh dari ragamu adalah satu sebab aku berlari terjerumus hempas ke timur, namun aku hanyalah debu yang tertiup oleh kasmaran cinta abadi, Merindukanmu adalah kefanaan, Mencintaimu adalah keabadian. Malam enggan berbisik, hanya malaikat yang turun dengan rintik hujan, Mengabarkan inilah janji hujan pada pecinta, biar ku pahat dalam monumen keabadian, tentang manusia dan insan lainnnya. Pada akhirnya daku hanyalah kapas yang dihempas dan lepas pada alga yang menyala, Dinda, kau bersahajalah, beranak pinak, dan mati dalam cinta yang kaumiliki sendiri. Pada nasib takdir biar ku pikul dalam riang, karena kita sering bercumbu dan bercinta dalam khayal, Cinta dimiliki bagi penikmatnya bukan untuk saling memiliki dalam keabadian. Sampai jumpa dalam semayam doa selanjutnya. 20-04-18

Imaji Memoar

Ada, Kita bermanja. Dalam doa.

Aku Tidak Mencintaimu

Aku mencintaimu, Tidak, Cinta haruslah bisu, Ya, Agar kau paham, Rindu yang memendam. 10/04/18 04:18 AM

Fatamorgana Oasis dan Lembayung Senja

Pemuda itu duduk di sabana padang pasir perbatasan antara gurun dan bukit hijau dilapisi trotoar aspal dimana manusia bisa sebut sebagai tempat tinggal. Banyak mobil lalu Lalang truk-truk yang membawa pasir dan peralatan besi. Rasa-rasanya ada dua bagian bumi yang menjadi batas antara kehidupan dan kematian, namun pemuda tersebut tetap takzim menatap batas gunungan pasir yang tidak terbatas. Bagi kebanyakan orang mungkin mengira pemuda itu gila, setiap hari tepat senja sudah di batas tatap mata antara kefanaan malam dan sore pemuda itu sudah terduduk manis menatap padang pasir. Pemuda dengan tatapan kasih, menatap fatamorgana yang belum pernah dilihat kebanyakan manusia di kota sana. Separuh rasa dia nikmati, tiap sepoian angin beradu dengan air di dalam oasis pada pandangannya. Di dalam oasis terdapat beberapa pohon kelapa dengan buah yang melimpah bak gadis desa yang siap dipinang. Ada juga talaga yang begitu menyegarkan, air melimpah bak air zam-zam yang mensucikan, sekumpu