Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

Review Keindahan dan Keagungan Wanita: Pandangan Ilahi (Ulasan Buku)

Review Keindahan dan Keagungan Wanita: Pandangan Ilahi Oleh: Jawadi Amuli - Buku ini memaparkan pentingnya wanita dalam sudut pandang ilahi, bahkan tanpa menyeret ideologi feminisme. - Buku ini tergolong berat kuadrat, harus memiliki mood dan peminatan yang tinggi biar berasa. Meskipun saya terseok-seok karena ada peminatan lain di tengah jalan. Akhirnya buku ini selesai juga, yah meskipun hanya tertanam beberapa lembar saja. - Pada sejatinya manusia tidak dinilai dari kehormatan materi, ia dihitung berdasarkan amal kebaikan dan kebajikan relijius. Bahkan, saya baru tahu jika roh tidak memiliki kelamin, kelamin itu bersifat materi dan memiliki fungsi kadar sosial dalam hidup. Buku ini juga memaparkan jawaban tentang anggapan Agama menomorduakan Perempuan. Bahkan kadar akal laki-laki dan perempuan cenderung seimbang, hanya sekali lagi.. ada perbedaan teknis tugas yang pada akhirnya diserahkan pada masing2 gender. Sekian ulasan singkat non faedah saya. Terimakasih - #ul

Gubug Asmara

Kita hanya berpandang mata, Menyilaukan bait demi bait aksara, Termangu saling menunggu, siapa yang terjalin asmara. Kita hanya berpandangan mata saling merasa melebar makna, Akankah aku ada di mata jika tak diraba oleh indera? Mungkin kah luka lagi yang disebut rindu? Berpapasan saling menyapa, adakah ada? Kenang, saling terkenangkah kita? Kini sekat melebar jarak, Antara duka dan rindu bersama, Mungkinkah antar ruang-ruang ini bersemai? Kehendak rindu yang tak bertuan, Cinta adalah ruang dan engkau mungkin menetap. Kita hanyalah pekat yang didaur dari risau, Kita kembali menjadi bumi yang semestinya, Rindu ini masih tak bertuan, Pada dirimu ku menyeka mata, Di gubug itu kita menjalin asmara, Siapakah yang jatuh cinta? 15.02.19

Spider-Man: Into the Spider-Verse

Spider-Man: Into the Spider-Verse Dir: Bob Persichetti, Peter Ramsey, Rodney Rothman Oleh: Herlambang Setia Aji Rate: 8,5/10 Film feature animasi 3 sutradara ini mampu membuat saya terpukau. Bercerita tentang Miles Morales yang baru saja mendapatkan kekuatan Spiderman di ruang bawah tanah dekat markas Kingpin. Ia berusaha belajar menjadi spiderman yang handal dari Peter B. Parker universe lain. Singkatnya, terdapat proyek multi-dimensi Kingpin yang membahayakan kota Brooklyn. Dalam prosesnya terjadi kegagalan sehingga membuat banyak karakter Spider-Man muncul dari berbagai universe, sedangkan Peter Parker dalam universe origin harus putus perjuangan. Di sini Miles Morales harus belajar dengan cepat untuk membantu para Spider-Man kembali ke universe masing-masing. Gila, emang kualitas naratif animasi Hollywood bener-bener dah, beberapa kali tenggelam dalam pantauan saya. Penggunaan sinematografi yang apik dengan memanfaatkan gaya komik dan animasi itu sendiri sehingga me

Alita: Battle Angel (Ulas Film)

Dir: Robert Rodriguez Oleh: Herlambang Setia Aji Film besutan Robert (Sin City, From Dust Till Dawn) dan dukungan teknologi dari James Cameroon membuat karya ini mendapatkan banyak perhatian publik. Bersetting di masa depan, seorang dokter bedah robot menemukan puingan robot di tempat puingan sampah, yang ternyata robot tersebut (Alita) merupakan teknologi terbaru pada zaman dahulu (300 tahun lalu) dan belum tercatat dalam sejarah manusia akibat perang pada dunia atas dan dunia bawah. Secara plot tidak ada yang spesial, sebab formula tiga babak ini memang pakem ampuh dalam memaparkan cerita dan mudah dipahami penonton awam. Pendalaman masing-masing karakter pun solid, seperti cowoknya Alita yang memiliki alasan tertentu untuk berubah (tidak sebagai pencuri). Hal yang bisa diapresiasi dalam film ini adalah CGI besutan James Cameroon yang sangat realistis dengn teknologi terbarunya, perkawinan yang apik. Hal subtansi yang dapat diperhatikan pada film ini dalam bagian h

Romantisme Roussou (Ngaji Filsafat ke-29)

Romantisme Roussou (Ngaji Filsafat ke-29) Oleh: Fahrudin Faiz Salah satu filsuf romantisme ini hidup dengan Ayahnya yang memiliki bad habbit sampai2 kakaknya sendiri tidak betah oleh kelakuan Ayahnya, hanya Rosseau yang menemani Ayahnya. Beliau sendiri hidup di era revolusi Industri di mana budaya masyarakat berubah total dari hanya memenuhi kebutuhan lahiriah ke arah menumpukkan harta. Menurut beliau manusia modern adalah manusia posivistik (tidak percaya takhayul, berfokus pada logika, rasio, dan materi) dan itu bukanlah hakikat sejati manusia. Harusnya manusia biarkan kembali ke alamiahnya (kembali ke alam) sebab manusia zaman dulu hidup tidak berkompetisi fokus memenuhi lahiriahnya (makan, minum) dan self-love dengan aktivitas meningkatkan kemanusiaannya (bertanam, dsb makanya orang desa meskipun banyak ngerokok tapi berumur panjang), sedangkan self-love orang modern maalh mendeskrontruksi kemanusiaan, seperti makan junk food, game dan budaya populer lainnya. Makanya orang moder

Bait-bait

Bukankah engkau yang tahu di mana ku bisa mengenggam dirimu? tentu lewat bait-baitku. Kau kupahat sesuai mauku, melalui pandang mata di waktu tak tentu. Hingga frasa ini terlena pada siapa diri ini berkuasa? 23-02-19

Romantisme (Ngaji Filsafat ke-28)

Ngaji Filsafat ke-28 Romantisme Oleh: Fahrudin Faiz Pertama kali dengar romantis pasti berpikir tentang bagaimana aktivitas orang yang dimabuk asmara dalam mengambil tindakan kepada obyek yang disukainya. Yup, agak keliru dan sedikit bergeser makna Romantisme pada dewasa ini, tapi tidak sepenuhnya salah. Mari kita cari tahu akar dari filsafat makna romantisme ini. Romantisme muncul pada abad 16-18 di Perancis meskipun berkembang pesat di Jerman. Seiring dengan pergerakan Rasionalisme, Empirisme di Inggris, dan Pragmatisme di Amerika. Romantisme bermula pada pemuda-pemuda di sana yang resah akan 3 hal: Revolusi Industri, Pencerahan Klasikisme, dan Kekacauan Politik. Mereka juga disebut sebagai pemuda malas karena tidak tertarik dengan perkembangan rasio pada zamannya. Namun gerakan ini memiliki perkembangan yang besar, tokoh besarnya ada Gothe, Beethoven, Authur Scopenhauer, Jacquie Rossou. Romantisme merupakan gerakan yang mengutamakan inituisi, perasaan, dan imajinasi. Berbeda de

Estetika Religi (Ngaji Filsafat ke-27)

Ngaji Filsafat ke-27 Estetika dan Agama Oleh: Fahrudin Faiz - Masuk dalam ranah relijiunitas estetika menjadi bahasan penting dalam penyempurnaan atau pelengkap Etika dan Agama. Sebab, Agama tanpa Etika, hanyalah dogma kaku dan mekanik, sedang Etika tanpa Agama, hanyalah kepentingan subyektif untuk membenarkan segala hal yang menguntungkan. Maka, ketika ada estetika, ada perasaan atau keindahan dalam menggabungkan keduanya sehingga hidup ber-Agama menemukan definisi sempurna. - Teori Estetika Universal (Slide-2) menememukan pandangan keindahan pemikiran sehingga membuat sifat keindahan menjadi plural, di sini manusia harus lengkap mempelajari keilmuan ini agar menemukan estetika ideologis sebagai manusia, dalam hal ini seni. - Estetika Tauhid (Islam), 5macam ini menggambarkan keindahan Islam dalam bertauhid. Yaitu, Implikasi Doktrinal (seperti syahadat, bukan syahadat kata tapi seluruh aspek kejiwaannya bersyahadat), Implikasi Ritual (Jika ucapan saja tidak melakukan ritual waj

Happy Death Day 2U (Ulas Film)

Happy Death Day 2U Dir : Christopher Landon - Sebuah sekuel dari pendahulunya Happy Death Day, Christopher Landon membawa dimensi baru dengan gaya naratif overlapping namun secara story film ini berjalan linier. Dengan pendapatan yang fantastis pada film pertama untuk sekelas film B, maka film ini dibuat untuk mengulangi keberhasilannya. - Bercerita tentang keberhasilan Tree keluar dari kehidupan yang diulang-ulangnya. Namun, Ryan yang menciptakan Sisi (sebuah awal sebab penyebab kejadian ini bermula, bukan kejadian apa adanya). Karena kesalahan Ryan, Tree kembali mengalami pengulangan waktu dengan pelebaran genre di dalamnya. Di sini Sang sutradara mencoba mem-pop kan gaya tutur naratif jarang digunakan ini (film lain: Edge of Tomorrow) - Jujur, film ini tidak seseram versi pertamanya karena pembawaan nartif juga gaya terbuka sehingga penonton sudah tahu siapa dan apa penyebabnya. Konsekuensi yang dihadapi sutradara dengan melebarkan sub-plot (genre) secara positif membuat film

Teori Estetika Singkat

Teori Estetika - Ngaji Filsafat ke-27 Oleh : Fahrudin Faiz Estetika berhubungan dengan keindahan, kali ini saya belajar tentang teori keindahan dari filsuf awal dan pondasi pada pemikiran setelahnya. Keindahan itu bisa dibilang ada dua penyebutan yaitu cantik dan kecantikan. Cantik dibilang sebagai penghargaan subyektif pada sesuatunya contoh musik jazz cantik tapi menurut orang lain tidak, sedangkan kecantikan itu bersifat universal yang keluar dari nilai sesuatunya, contoh laut, gunung, bunga dsb. Orientasi estetika dalam perkembangan zaman di singkat menjadi 3 era yaitu, era klasik berkaitan tentang seniman sebagai orientasi keindahan seni, jadi apapun seninya yang diulas siapa senimannya. Era Modern, orientasi keindahan terletak pada karyanya dan diulas berdasarkan karya yang dibuat. Terakhir pada era pasca-modern, orientasi keindahan sama seperti era modern yang berbeda dalam hal tafsir, pada era ini semua orang bebas menafsirkan sebuah karya tergantung pengalaman empiris dan

Upside Down (2012) (Ulasan Film)

Upside Down (2012) Dir : Juan Diego Solanas Film romance unik, bercerita dalam alternatif universe ketika dua dunia menyatu menjadi satu (pararel) terdapat dunia bawah dan atas. Dunia bawah sangat tertinggal infrastruktur nya dari dunia atas, seperti pabrik atau bekas perang dunia. Kontras dengan dunia atas yang berisi peradaban canggih dan teknologi modern. Jembatan ke dunia atas dan bawah hanya dimiliki oleh perusahaan swasta bernama Transworld. Mereka memonopoli semua infrastruktur (sepertinya yang kerja di sana akan menjadi favorit idaman mertua). Kisah cinta berlangsung dari pertemuan tidak terduga Adam (dr dunia bawah) dan Eden (dr dunia atas) di sebuah gunung sehingga membuat mereka saling jatuh cinta, sampai pd akhirnya Eden amnesia akibat ketahuan oleh patroli dunia atas. Ya, hubungn langsung antr dunia atas dan bawah dilarang scr hukum. Kisah cinta di dalamnya bernama cinta storge, di mana cinta muncul akibat pergelumutan emosi yang ditanam sedari kecil. Visual ya

Kamu Indonesia Banget Kalau.. (Ulasan Buku)

Kamu Indonesia Banget Kalau.. Oleh : Beurit Renser Setelah kemarin liburan dengan bacaan ringan, Gerumul bersama Gus Mul, sekarang ada buku yang membuat saya penasaran tentabgtertutup perspektif terbuka orang Estonia terhadap kebudayaan manusia Indonesia. Banyak perspektif yang saya belum tahu sebelumnya tentang Indonesia kecuali yang baik-baik. Di bukunya, saya mendapat hal yang sedikit lebih rinci dari pengetahuan minim saya selaku orang Indonesia. Dalam bukunya saya menyimpulkan kebudayaan Indonesia tak ubahnya kebiasaan orang India atau Timur Pasifik. Masih kental akan Agama, keramah tamahan, sampai kelebihan baik. Selain itu, dia juga memandang Indonesia bangsa yang kolektif, benci individual atau privasi, suka buang sampah, biokrasi bertele-tele, orang Indonesia menganggap orang yng tinggal di hutan jauh dari peradaban, menikah itu wajib, tertutup dalam seksualitas. Hal terakhir yang membuat saya jadi menyimpulkan hal lain adalah tentang keistimewaan bule dihadapa

Cinta Bukan di Dalam Vagina

Jika mencari cinta jangan sampai kau kesetanan. Ia bukan dalam tubuh, ia bukan dalam mata, ia bukan dalam mulut. Apalagi di dalam kemaluan. tapi sayang,sekarang cinta sudah dijajakan, mereka percaya cinta berada di dalam vagina. Di manakah cinta? Di manakah cinta? Lenganku gemetar, dan para manusia masih tetap lapar. Di manakah cinta? 01-2019