Spider-Man: Into the Spider-Verse
Dir: Bob Persichetti, Peter Ramsey, Rodney Rothman
Oleh: Herlambang Setia Aji
Rate: 8,5/10
Dir: Bob Persichetti, Peter Ramsey, Rodney Rothman
Oleh: Herlambang Setia Aji
Rate: 8,5/10
Film feature animasi 3 sutradara ini mampu membuat saya terpukau. Bercerita tentang Miles Morales yang baru saja mendapatkan kekuatan Spiderman di ruang bawah tanah dekat markas Kingpin. Ia berusaha belajar menjadi spiderman yang handal dari Peter B. Parker universe lain. Singkatnya, terdapat proyek multi-dimensi Kingpin yang membahayakan kota Brooklyn. Dalam prosesnya terjadi kegagalan sehingga membuat banyak karakter Spider-Man muncul dari berbagai universe, sedangkan Peter Parker dalam universe origin harus putus perjuangan. Di sini Miles Morales harus belajar dengan cepat untuk membantu para Spider-Man kembali ke universe masing-masing.
Gila, emang kualitas naratif animasi Hollywood bener-bener dah, beberapa kali tenggelam dalam pantauan saya. Penggunaan sinematografi yang apik dengan memanfaatkan gaya komik dan animasi itu sendiri sehingga menimbulkan kesan baru terhadap penonton. Sinematografi di sini juga merepresentasikan karakter Miles Morales dalam tiap perjalanan plot film ini (sepet adegan Miles kecewa thd sesuatu, shot diambil dari sudut atas sehingga menyudutkan tokoh). Animasi yang diterapkannya pun sangat cantik. Perkawinan Sinematografi dan Naratif yang apik, membuat penonton semakin terbawa dalam tiap plotnya, makin penasaran, dan penasaran. Ya meskipun di ending semua penonton bisa menebak akhir ceritanya (resolusi/katartasis kurang bahkan menurun)
Akhirnya saya bs tau knp Spider-Man disukai banyak orang. Yup, karena ia lahir dari kelas bawah dan sederhana, perjuangan thd keserakahan dr kaum borjuis. Karakter Morales di sini juga sangat kental layaknya remaja, sbg penonton mgkin kita bisa misuh2 thd kelabilan Morales dlm mengambil tindakan. Sifat Altruisme pada superhero membawa mrk pada kehilangan, dan definisi superhero mjd bias ketika ia hnyalah simbol dlm msyrakat. Logo Spider-Man di mana2 dia sprt kampanye go-green shga mnjadi lahan bisnis keuntungan semata (kayak gantungan che guevara di mana-mana). Sy semakin yakin jd superhero itu akan susah jika ada di dunia nyata, karena realita adalah absurd. Kita ga bisa menjustice kelakuan jahat brdasakan tindakan terindera semata, harus ada perhatian aspek moral dan akal, shgga dpt menjawab "knp ia melakukan itu?". Sedang kutipan yang msh bertahan dr saya adalah "Superhero ga butuh orang baik, ia hanya butuh penjahat agar bs terus disbut superhero". Demikian ulasan saya. Terimakasih.
Comments
Post a Comment