Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2020

Apakah itu Hidup?

Hidup apakah hanya meromantisasi masa? Menghitung kumulatif angka-angka kebahagiaan? Ada yang bilang hidup itu tanpa makna, makanya kita mencicil rumah, menggapai pendidikan mentereng, posisi pekerjaan tinggi dan lain-lain, agar merasa hidup kita bermakna. Kalau saja hidup manusia di bumi ini ibarat adam seorang. Untuk apakah benda-benda tersebut? Bukankah hal di atas demi pengakuan orang lain, serta kepuasaan, kekuasaan diri atas segala hal? Sedangkan manusia selalu saja mengembara pada umur, segera menjadi sempurna hingga uzur. Di tengah jalan atau sepanjang perjalanan manusia hanya melakukan konsumsi,konsumsi dan konsumsi. Mungkin tidak? Ya apapun itu tahap kita satu, yaitu kebahagiaan dunia, jika bisa ya akherat. Aku harus belajar dengan orang-orang ateis bagaimana ia menjalani hidup dengan kepastian kepastian logika. Sehingga ia memiliki perjalanan tanpa perlu Tuhan di dalamnya. Tapi sekali lagi, aku cuma salut dan itu sangat menantang. Sebab logika hanyalah sekumpulan fragmen kem

Ingatan Film: Sabar Ini Ujian (2020)

Ingatan Film: Sabar Ini Ujian Dir: Anggy Umbara Setelah sekian lama tidak memiliki hasrat untuk mengulas film. Di tulisan kali ini saya berupaya untuk mengeluarkan kekuatan dari rasa malas.Yak, sabar ini ujian menjadi film panjang timeloops pertama dibesut oleh Anggi Umbara. Pertama saya kira film ini semacam film anak-anak haha.. ternyata filmnya bernuansa drama. Bercerita tentang tokoh sabar (Vino G Bastian) yang mengalami pengulangan waktu di satu hari yang sama tepat pada pernikahan mantan terindahnya, Astrid. Sabar berusaha untuk mencari tahu dan memperbaiki hari tersebut agar dia kembali hidup normal. Premis di atas berpusat pada tokoh Sabar saja. Oleh karena itu konsep timeloops sangat rentan membuat tokoh bosan dengan alur. Penokohan karakter dan kesinambungan naskah, bahkan permainan pace editing sangat perlu diperhatikan. Untungnya, saya merasa cukup puas hasilnya. Antar tokoh yang tiap muncul mampu mengulangi adegan secara elipsis dengan baik, bahkan tidak ada ke

Ingatan Filsafat: Cinta (Eric Fromm)

Ingatan Filsafat: Cinta (Eric Fromm) Oleh: FF Cinta dalam dunia barat penuh dengan unsur logika dan obyektivitas. Begitu dikatakan Fromm, bahwa cinta bukanlah sebuah keadaan subyektif di mana orang yang mengalaminya penuh hasrat untuk dicintai. Namun cinta adalah seni yang perlu dilatih, dipupuk, dan dikembangkan demi eksistensial masing-masing individu. Orientasi Cinta orang modern menurut Fromm ada 4: Reseptif, Eksploitatif, Menimbun, dan Pasar. Reseptif, mengacu pada kondisi di mana seseorang menunggu dan mengharapkan momen mendapatkan obyek yang dicintainya. Ia selalu fokus pada orang yang dicintainya, membahagiakan, istilahnya budak cinta. Tapi sama sekali dia tidak kenal dirinya. Eksploitatif, sikap ini berfokus pada pemanfaatan apa yang dicintainya, dikuras dan pemilih apa yang perlu dicintainya saja, sikap ini sangat dekat dengan erotisme di mana cinta ini berfokus pada hal-hal material. Jika hal yang dicintainya sudah berkurang maka berkuranglah cinta dia terhadap obyek terseb

Ingatan Buku: Belanja Sampai Mati

Ingatan Buku: Belanja Sampai Mati Oleh: Alissa Quart Buku ini sebagai terusan dari kutipan Fromm yang pernah saya baca. Di mana manusia abad ini lebih suka tendensi dicintai daripada mencintai. Yaitu cenderung dengan mengkonsumsi apapun. Pada sejatinya manusia memang makhluk konsumsi, karena dari tubuhnya dia tidak bisa menciptakan apa-apa, hanya membuat dari benda sekitarnya dan menggunakannya. Belanja sampai mati juga cocok bagi ingin hidup minimalia. Cenderung konsumsi manusia lebih besar daripada mencintai dan berbuat produktif. Eksistensialisme manusia abad ini lebih suka melekatkan pada merek-merek tertentu untuk menunjukkan jati dirinya.  Tau kah kalian bila way of life kita saat ini diarahkan untuk selalu mengkonsumsi? Saat sekolah, gaya hidup, makan, minum, bahkan ke dokter? Sekolah kita tunduk pada merek-merek nama kampus dimana itu menjadi gengsi pada sebuah masyarakat. Misal kampus A terkenal, semua orang berlomba-lomba untuk masuk ke kampus tersebut. Bukan untuk pintar, na

Ingatan Filsafat: Cinta (Platonic Love)

Ingatan Filsafat: Cinta (Platonic Love) Oleh: FF Maafkan saya karena telah lama absen untuk menulis hasil ingatan belajar filsafat ini. Bagian penting, kemudian menjadi salah satu alasan kenapa selalu membaca buku ialah misteri cinta. Membaca dan belajar sedikit tentang Plato membuat diri ini seperti menaiki bianglala, naik-turun. Sebenernya ada yang tau ga sih Cinta pada definisi itu apa? Kalo kata Gibran ketika kau ucapkan itu kau malah semakin meleleh. Begitu juga Eric Fromm mengatakan cinta itu tidak bisa dijelaskan oleh teori akal manusia secara definisi akar. Sebab hal ini adalah pengalaman subyektif manusia. Anehnya semakin manusia menjelaskan cinta, maka semakin tidak masuk akal dan melesat dari definisi cinta itu sendiri. Ra mashok blas! Akan tetapi Fromm mengatakan meski cinta tidak bisa dijelaskan, tetapi gejala-gejala yang hadir pada manusia yang jatuh cinta itu dapat diprediksi. Ya begitulah anehnya cinta, abstrak tapi semua orang suka. Oke tadi pengantar dikit, Plato meng