Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2017

Jangan Bertanya

Pada rayu-rayu kata kemarin suntuk, sudah saatnya kau tertawa Pada seribu macam manusia Pada resah rasa tidak tentu arah Jangan bertanya, benak risau benalu! Sudah semestinya ku selami dalamnya lumbung cinta dari kelopak matamu Pun sudah kusesali maksud semua celotehan-celotehan tak bersuara Jangan bertanya pula fatamorganaku! Ini hanya selongsong peluru, Untuk tangan, tubuh, jemari, mata, dan tiap hela nafasku Jangan bertanya, tetaplah mengair, mengudara dan meresap Sebab selongsong peluru terus berusaha menembak 30.04.17

Puber Kedua

Jika aku jatuh cinta kembali, Dengan kerut di pipi, jemari sampai dahi, Kau pun seperti mawar lagi yang harum mewangi, Jika aku puber kedua nanti, Kutitipkan langkah dari jarak yang tak mengerti, Ku kan genggam tiap jemarimu, tuk menyambut maut, Hingga nasib jarak dan waktu tak tentu, Danau pun kering kehilangan air sebab nafasnya adalah rindu menyatu, Keriputmu adalah sutraku, Kau cinta pertamaku, tenggelamlah pula dalam puber keduaku. 18.04.17

Hutan Terkasih

Marah, Apa yang terjadi dengan orang-orang diluar sana?! Mereka mengutuk lorong gua hitam pekat tanpa ada secuil matahari merebahkan cahayanya di tiap batu2 bumi ini. Muak, Heihssst, Apa mereka hanya bisa mengolok-olok? Sok kuasa, sok manusia, mentang-mentang pemimpin tapi seperti tidak ada yang mampu dipimpinnya. Mana ada pemimpin menghamba pada materi?! Kau yang buat kau juga yang menyembah. Lucu. Gembira Apa Mereka tidak sadar? Dibalik pekatnya gua ini terdapat hutan indah seperti lukisan di rumah-rumah mereka. Tanaman-tanaman dengan siulan angin asmara, dari pohon-pohon dan tanaman merambat tinggi nan merindangkan. Aduhai, apalagi ada bunga kasih yang wangi dan indah sendirian. Aku yakin dia cantik hanya untukku, dia harum juga untukku. Takut Tapi, apa ini nyata? Hutan dibalik gua yang entah mendapat sinaran surya darimana, hangatnya tidak memanaskan kulit. Jejak kakiku?!! Bagaimana jika orang-orang diluar sana penasaran sama sepertiku? Lalu mereka masuk dan menelanjangi hu

Untuk Menjadi Kamu

Untuk menjadi kamu, Harus menabur malam dengan seribu semesta, Menjadi awan tepat menghias mata, Mendekap pasir putih yang menjadikannya basah, Berbaur pada ombak, patah karang yang dicumbuinya sudah Tak sulitkah engkau? Menjadi cinta atas gambaran kecintaan-Nya Bersatu memeluk bersama nafasmu, Menjadi bagian tapi terpisah darimu, Kau kecintaanku dari gambaran indah-Nya 07.04.17