Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2020

Ngaji Filsafat: Semiotika (Charles Pierce)

Ngaji Filsafat: Semiotika (Charles Pierce) Oleh: FF Kebenaran menurut beliau sangat komplek di dunia ini. Tidak bisa dijeniskan pada induksi atau deduksi. Charles membuat kemungkinan Abduksi sebagai sebuah pilihan kebenaran yang pragmatis dan simplicity. Kebenaran pun terbagi dua transendental dan kompleks. Di mana transendental bersifat melekat pada obyek sedangkan complex melalui argumen2 yang nanti akan terbagi kembali. Seorang filsuf dalam tahapannya harus memiliki curiousity yang mendalam. Pada titik doubt ia akan terus bertanya dan mengelola kembali dengan rangkaian pikiriannya sendiri. Kalau sudah bertemu dengan ilmu yang dimaksud itu dinamakan moment of eureka. Seperti "Oalah gitu toh, ah iya akhirnya paham". Itu yang membuat ilmu menjadi lebih nikmat. Tentang semiotika ini akhirnya mempengaruhi dalam telaahnya soal pragmatisme kebenaran. Saya sebut di sini ada trikometri simbol. Qualisign, Sigsign, dan Legisign. Representamen, obyek dan intrepretan kurang lebih sama

Dunia yang tak sama

Pada malam ku letakkan segelas kata, Tiap bait-baitnya adalah sepoi nyiur di tepi muara, Saat rasaku tak kembali sama, begitu cepatnya dunia. Sedangku masih terpaku fana, Melihat dunia yang tak lagi sama, Aku kembali meratap pada setiap jejak-jejak kemarin, Tidak ada hal yang menetap, semua berlalu dalam sekejap, Pada saat ini aku masih saja terdiam, Oase diri harus mengembang, meski pasir hisap terus menelan, Apalah waktu kini hanya mengaburkan segala yang ada di depan? Sekarang hanyalah ambisi, dalam kepahitan kepengahan dada. 11.07.20