Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2020

Nasib Pria Romantika

Malam ini tiada luas sanubari menabur cinta, Tanganku seirama menggenggam butir-butir pasir kesesakkan, Pada suatu jalan yang lurus ditempah lubang-lubang tak berkesudahan, Aku masih saja menyeret, memaksa, berjalan kaki. Pria romantika balutan kepahitan, Disusur segala jelaga riuh, angin barat menyembiru menunggu badai berjalan di tempat. Saat kasih datang menjelma rindu tak tahu pilu, Maka cinta hanyalah bualan roma-roma kesakitan manusia, Aku masih belum tahu cara tuk mengobati, Pada cinta sejati melihat dirimu sendiri, Apakah ia yang datang dan pergi? Atau ia yang menetap tapi menjauhi? Nasib menjadi pria romantika, Dibawanya keabadian dalam punggung, menjajakannya setiap waktu. Sebab wanita terkasih, hanya memberi keabadian pada ia yang mampu menghadirkan bunga mawar dalam diri. 30.08.2020

Kerinduan Pecinta

Untuk kembali terbawa. Para pecinta meramu rindu pada dini hari. Terbangun dalam lelapnya, sebab tak kuasa bertemu dengan Sang Maha Cinta.  Direbah pertemuan dua mata melalui sajadah. Keledai tak pernah paham bagaimana pecinta tak perlu rupa, Ia hanya butuh dirinya untuk Sang Pecinta. Layaknya Majnun bersama gerombolan serigala bersenandung cinta demi Layla seorang. 25.08.20

Sunyi

Hidup adalah riuh. Menjadi gemuruh di udara dan tak tersisa. Hanya bising tak nampak hanya berbekas asap-asap hitam. Dunia adalah oase di lautan gurun semesta, sejak Tuhan meramu dan mencipta, hanya sunyi yang benar-benar abadi. Sebab semesta adalah lautan sunyi. Selamat menjadi sunyi-sunyi di kehidupan tantra.