Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2019

Ngaji Filsafat: Al-Farabi (Kebahagiaan)

Ngaji Filsafat: Al-Farabi (Kebahagiaan) Oleh FF Menarik ke dunia Timur tentang pencarian konsep kebahagiaan masuk dalam ranah dunia Islam. Al-Farabi memiliki persamaan dan perbedaan tentang konsep kebahagiaan dari Aristoteles dan Plato. Ya benar saja, sebab Al-Farabi menganggap keduanya adalah gurunya. Konon beliau mendalami buku Plato yang setebal bagong sampai 200x sebelum ia mulai menuliskan kembali.  Al-Farabi dan Plato sama-sama mencetuskan kebahagiaan adalah tujuan hidup. Kebahagiaan itu bisa diidentifikasi dengan kenikmatan. Nah pola kenikmatan inu yang sifatnya berbeda dari manusia satu ke manusia lainnya. Kenikmatan pada dasarnya bersifat temporer sedangkan kebahagiaan bersifat permanen. Simple yang saya dapat, kenikmatan itu selayaknya kita makan di sebuah restoran "all u can eat", kita yakin meskipun makan sepuasnya tapi pada akhirnya kita memiliki batas, entah mual atau kekenyangan, nah itu contoh kecil kenikmatan ia bersifat sementara, tidak tahan

Ngaji Filsafat: Plato (Kebahagiaan)

Ngaji Filsafat: Plato (Kebahagiaan) Oleh FF Pada bagian kecil ini saya memahami begitu luar biasanya pemikiran berbagai bidang yang dipikirkan dan dipahami oleh seorang Plato. Selain menyukai dengan konsep dunia Idea nya, saya sedikit takjub dengan konsep kebahagiaan menurut beliau. Kunci kebahagiaan itu terdapat pada rasio dan jiwa yang sehat. Jiwa itu bukan "apa" dan "siapa" sebab jiwa adalah supir dan tandanya adalah badan, gerak tubuh, ekspresi atau sesuatu material yang terdapat terintegral oleh tubuh manusia. Jiwa ini yang membuat refleksi kebahagiaan terpancarkan, namun harus dikendalikan oleh logistikon (akal). Ada 4 gerbong kebahagiaan menurut Plato yang tiap bagiannya selayaknya kereta bersayap. Sayapnya ini akan mencapai pada nilai religius atau menuju Tuhan. Empat tersebut ada Ephitomia, Thumos, Logistikon dan Eros. Ephitomia berada pada tahapan terendah di mana ini merupakan kebutuhan pemenuhan jasmani/material seperti makan, mi

Ngaji Filsafat: Sosialisme (3 Tahapan Era Sosialisme)

Ngaji Filsafat: Sosialisme Oleh FF Sebagai pengingat kembali dalam dunia Sosialisme yang lahir akibat eksploitasi di era Industrialisme awal di mana kaum pekerja kehilangan suaranya. Akhirnya timbulah Karl Marx sebagai pencetus Sosialisme Utopis yaitu Komunisme. Di sini saya menemukan hal baru lagi di mana terdapat pergeseran aliran ideologis dari kenan ke kiri sepanjang era abad 19an, dan 20an. Kiri banget, Anachy dan Komunis, kiri aja Sosialisme, tengah Moderat/liberal, kanan Konservatif dan kanan banget fasis.  Berkaitan ini ternyata era Sosialisme awal dari utopis, revolusioner dan evolusioner. Dari pergerakannya terbaca pada masa revolusioner telah dilakukan oleh Lenin dan Stalin melalui Negara, namun gagal. Lalu berkembang menjadi Evolusi perlahan dan masuk dalam dunia kapitalisme namun lagi-lagi sebab ini pun gagal karena kapitalisme selalu fleksibel membaca perkembangan zaman. Apalagi saya baru tahu setelah perjuangan kelas menang dalam karangan Karl Marx har

Ngaji Filsafat: Sekularisme (Sejarah dan Apa yang terjadi hari ini)

Ngaji Filsafat: Sekularisme (Sejarah dan Apa yang terjadi hari ini) Oleh FF Sekularisme sebagai bagian penyakit lainnya yang sering disebut dalam sebuah majelis pengajian. Singkatnya yang saya pahami ialah sebab keterbatasan Agama masuk dalam ranah aturan norma-norma sosial publik, atau Negara dan Agama harus dipisahkan. PO kalau misalkan Pada pengajian di ulasan ini saya malah mendapatkan tentang idiom lain tentang pemikiran Plato pada tesis Idea nya. Dunia Ideanya terbentuk karena realitas yang asli adalah dunia Idea, ia di dalam pikiran, sedangkan bentuk berubah-ubah, tapi kenyataan dipikiran kita selalu sama. Ini menjadi premis awal bagaimana dunia dianggap profan dan tidak abadi kemudian menjadi salah satu bentuk sebab lahirnya sekularisme. Jadi singkatnya, dunia adalah dunia sementara sedangkan hal-hal Agama ia bentuknya Abadi dan mengikat sedangkan dunia selalu dinamis dan progresif. Ada sebuah fenomena unik yang dilakukan M*I yang menyatakan Sekularisme itu H

Ngaji Filsafat: Pluralisme

Ngaji Filsafat: Pluralisme Oleh: FF Pluralisme berada dalam pemikiran terdapat beragam perspektif dalam memahami realitas. Dalam idiom ini realitas diasumsikan tidak dapat dijangkau sebenarnya alias hakikat aslinya. Beragam pemahaman ini di dasarkan pada premis bahwa manusia ternyata memiliki tingkat atau pemahaman rasionalitas berbeda. Pluralitas pada Islam yang sering digembar-gemborkan bahwa Islam mempercayai pluralitas tapi tidak pluralisme itu memang ada. Namun selama perjalanan jika berhenti pada pluralitas saja ia hanya menjadi pemahaman kaku yang menyebabkan beragam masalah berikutnya. Jika masuk lebih dalam pada Pluralisme yang mencoba untuk aktif dan ada dialog dengan perbedaan maka akan tercipta pemahaman yang lebih toleran. Sebab berhenti di pluralitas sama saja seperti menunggu bom waktu yang seakan-akan dapat meledak kapan saja. Terdapat beragam tipe Pluralisme seperti: Metafisik, epistemologi, etika, politik, Agama, dll. Hal yang saya pahami dari tipe di

Ngaji Filsafat: Liberalisme

Ngaji Filsafat: Liberalisme Oleh: FF Pada tahap ini saya sering sekali mendengar istilah Liberalisme. Saya sadar ini sudah seperti kebiasaan yang saya coba pelajari baik sengaja atau tidak. Di dalam pengajian inu saya kembali diajak untuk kembali menemukan makna lebih dari Liberalisme dan mengapa ia tercipta, tapi sepertinya saya tidak akan ulas panjang-panjang di sini. Liberalisme berawal kata dari Latin yaitu "Libere" yang berarti bebas. Konsep ini hadir dan diperdalam oleh beberapa filsuf namun di kajian ini saya mendapatkan 3 orang, Thomas Hobbes (Negatif), Jhon Lock (Positif) dan John Miller (Sosial). Bagi Hobbes hadirnya Liberalisme dan Negara ialah sebab manusia-manusia pada dasarnya jahat karena itu dibutuhkan Negara untuk membatasi dan membuat regulasi agar dapat hidup bersama, namun John Locke kebalikannya. Miller ini lebih kepada filsafat sosialnya di mana ada hukum tirani antara  mayoritas dan minoritas, dalam hal ini harus ada penyelarasan dan pe

Ngaji Filsafat: Manusia Langit Semar (Sanghyang Taya, Politeisme dan Monoteisme)

Ngaji Filsafat: Manusia Langit Semar (Sanghyang Taya, Politeisme dan Monoteisme) Oleh: FF Pada bagian manusia langit terakhir sesi ini saya dipertemukan dengan Semar. Di mana semar ini ialah tokoh fiksi dan juga fakta (?). Tapi yang jelas baik fiksi atau fakta, saya menemukan  sedikit alasan kenapa para tokoh-tokoh Perwayangan asli Jawa itu hadir dan pula sangat filosofis. Semar bernama asli Ismaya yaitu maya ia ada namun buram, dan awang-awang. Panjangnya Semar Bandrayana, di mana ia pula utusan dari "atas" untuk membangun dari bawah. Konon dari info terkait Semar ini bagian dari keturunan Nabi Adam yang ketujuh yang bernama Nabi Zeith/Zett (Masih harus digali kembali). Semar dalam Perwayangan atau Punokawan memiliki ciri-ciri tubuh tambun, ini menjadi simbol kesehatan dan kemakmuran. Sifatnya dari bayi yang baru lahir memiliki perut sedikit buncit. Pada hal ini saya tahu bagaimana di India juga memiliki nilai kecantikan pada tubuh berpostur sedikit tambun.