Skip to main content

Ngaji Filsafat: Sosialisme (3 Tahapan Era Sosialisme)



Ngaji Filsafat: Sosialisme
Oleh FF

Sebagai pengingat kembali dalam dunia Sosialisme yang lahir akibat eksploitasi di era Industrialisme awal di mana kaum pekerja kehilangan suaranya. Akhirnya timbulah Karl Marx sebagai pencetus Sosialisme Utopis yaitu Komunisme.

Di sini saya menemukan hal baru lagi di mana terdapat pergeseran aliran ideologis dari kenan ke kiri sepanjang era abad 19an, dan 20an. Kiri banget, Anachy dan Komunis, kiri aja Sosialisme, tengah Moderat/liberal, kanan Konservatif dan kanan banget fasis. 

Berkaitan ini ternyata era Sosialisme awal dari utopis, revolusioner dan evolusioner. Dari pergerakannya terbaca pada masa revolusioner telah dilakukan oleh Lenin dan Stalin melalui Negara, namun gagal. Lalu berkembang menjadi Evolusi perlahan dan masuk dalam dunia kapitalisme namun lagi-lagi sebab ini pun gagal karena kapitalisme selalu fleksibel membaca perkembangan zaman. Apalagi saya baru tahu setelah perjuangan kelas menang dalam karangan Karl Marx harus ada diktatoriship agar tidak ada perebutan anarki dalam membaca kelas atau kepemilikan pribadi. Kata Fukuyama juga Kapitalisme menjadi The End of Era, karena Komunisme Karl Marx ternyata sangat sulit diterapkan. Jika pun ia, maka akan melahirkan perbudakan besar-besaran.
Terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...