Skip to main content

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)



Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)
Oleh: HSA

Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!".

Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa hal (sebab saya yakin pijakan manusia membaca berawal sari keingn tahuan mereka). Saya akan mencoba elaborasi ketidak tahuan atas pengalam membaca buku tersebut, meskipun saya yakin jikalau masih sedikit hal yang didapat. Membaca huku tersebut tidak cukup sekali, tapi saya akan menceritakan pengalaman afeksi terhadap buku tersebut.
Terkenang oleh perkataan Ibn Farabi "Orang yang memahami isi tidak peduli akan kemasan". Ada juga yang menilai bahwa semua buku adalah baik, namun yang biasa salah ialah cara membacanya. Oke langsung saja...

Jujur buku ini sensitif jika berkaitan pada lembaga Agama,  sekaligus memberikan pencerahan yang lain agar menambah kita dalam beragama. Tinjauan utama yang saya dapatkan dari hal ini adalah bagaimana amnusia zaman dulu memiliki alasan yang kuat dalam beragama baik Animisme atau Dinamisme. Di dalam buku ini memberikan pemahaman konkrit, sehingga mampu mahfum terhadap alasan-alasan nenek moyang kita menyembah dewa-dewa. Hal tersebut yang membuat sejarah manusia terbuat tapi saya hanya menggambarkan melalui perumpamaan. "Coba lihat di depan anda, apakah ada kursi? Jika iya kamu bisa deskripsi kan? Lalu pejamkan mata bayangkan kursi di depan anda sesuai dengan keinginan anda, jika sudah maka membuka mata. Nah sekarang yang nyata mana?".

Mungkin pertanyaan di atas adalah receh, namun dalam kajian buku ini menjadi awal pintu masuk bagaimana terlahirnya materi-materi. Jika kita tahu bahwasanya Materi jika kita perbesar sampai atom, bahkan atom itu diperbesar kembali maka yang ada ialah kehampaan. Nah itu disebut kejadian mental, kejadian mental ini berubah menjadi uap mineral, berproses menjadi nabati lalu perlahan mulai menjadi padat aliran kosmis semakin padat lalu jadilah materi. Semakin bertambah nya waktu, materi semakin padat sehingga memiliki keterpisahan akan roh-roh nabati (spiritual) -> bisa saya ceritakan nanti, mari ngopi..

Ada juga sejarah hari Sabtu, Minggu, dan Senin dalam bahasa Inggris. Ya meskipun ada sejarahnya njuga nama-nama haris tersebut. Setelah itu buku ini membahas bagaimana sejarah Tuhan-tuhan Mesir kuno, Yunani dan alasan kehadiran filsafat awal hingga modern. Semua berkaitan tentang ajaran esosentris dan olkultisme (gereja). Bagi para filsuf Imajinasi itu penting karena menggambarkan semesta itu luas di luar dari wujud materi, tiap manusia memiliki semestanya sendiri. Maka dari itu adalah dunia eksistensialisme dan idealisme. Saya ingat bagaimana manusia perlahan mulai melupakan dan meninggalkan dunia panteisme menjadi filsafat modern tentang pemikiran induksi Francis Bacon. Dalam memandang banyak hal dan menyikapi dunia materialisme maka pikiran kita harus seobyektif mungkin, hindari pemikiran roh dalam materi-materi sehingga manusia menjadi antrosentrisme.

Hal menarik lainnya saya menemukan "passing accros" dalam konsep cinta dan sejarahnya. Ternyata buku ini membahas soal cinta hal yang aku tidak ketahui dan menjadi pemicu menjadi pembaca buku yang lumayan rajin. Bagaimana zaman dulu cinta dan perkawinan untuk stabilitasi sosial, tiap individu tidak bebas dalam memilih pasangan karena sudah ada sistem kelas feodal yang mempengaruhi kehidupan. Petani sama petani, raja sama raja, serta tuan tanah dengan keluarga tuan tanah. Hingga sampai pemicu salah satu Nabi yang membebaskan manusia dalam mencintai siapapun (cinta murni). Lalu masuk ke cerita Layla Majnun, Dante Beatrice, serta masih banyak lagi. Karya-karya tersebut merupakan inspirasi dari tadaboure dan lebih dalam lagi dari para sufi saat imperium Islam sampai Eropa. Ada juga sejarah Bunga Mawar sebagai pemberian kepada kekasih, ada juga alasan Mahatma Gandhi kenapa suka memakai pakaian kain saja (berhubungan dengan Nabati), ada juga alasan-alasan Anggur dapat memabukkan, tentang Dewi Isis dan Dewa Osiris, dan pula kelenjar palenial yang ads di tengah-tengah dahi manusia yang merupakan kunci ke dunia yang lebih luas.
Sebenarnya masih banyak lagi, hanya saya itulah kesan yang saya ingat hari ini. Mungkin saya akan baca ulang setelah dimarking. Intinya saya mendapatkan pengalaman baru tentang alasan2 nenek moyang kita menganut Animisme dan Dinamisme.
Terimakasih.

Comments

  1. kaka baca buku yg versi terjemahan atau asli? sejujurnya aku agak bingung dengan tata bahasa yg versi terjemahan kak, agak sulit untuk di mengerti sih. apakah kaka juga merasakan hal sama ? hehe cuma kepo sih

    makasih atas reviewnya, membantu sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama aku juga bingung sama versi terjemahanya

      Delete
    2. Maaf saya baru balas, terharu sumpah. karena blog receh ini ada pembacanya.

      Menurut saya ada bagian2 tertentu yang mesti kita pahami dengan cara lain, tapi jujur buku ini tidak seberat terjemahan "Pedoman Abad 21 : Yuval Harari" yang sedang saya baca ini, hampir 4 bulan ga kelar-kelar karna bingung dengan terjemahannya.

      Delete
    3. Ada yang tau?
      Arti dari semua simbol di sampul buku itu apa?

      Delete
  2. Versi terjemahan agak enggak koheren antara kalimat satu dengan yang lain. Saya bahkan mesti berulang-ulang memahami buku setebal 600 hal ini.

    ReplyDelete
  3. betul agak kebingungan dalam memahami maksud dari kalimat versi translate indonesianya

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin kita harus membaca buku lain untuk memahami buku ini lebih lanjut.

      Maaf saya baru balas, terharu sumpah. karena blog receh ini ada pembacanya.

      Menurut saya ada bagian2 tertentu yang mesti kita pahami dengan cara lain, tapi jujur buku ini tidak seberat terjemahan "Pedoman Abad 21 : Yuval Harari" yang sedang saya baca ini, hampir 4 bulan ga kelar-kelar karna bingung dengan terjemahannya.

      Delete
  4. Apakah menurut kakak buku ini sangat direkomendasikan bagi yang ingin tau tentang konspirasi sejarah dunia??

    ReplyDelete
  5. bisaa tapi jangan jadi rujukan utama ya...

    ReplyDelete
  6. Saya lagi proses baca buku ini nuh kak sekarang

    ReplyDelete
  7. Saya lagi proses baca buku ini nih kak

    ReplyDelete
  8. Awalnya saya tertarik dengan judul di cover buku ini,dan setelah buka halaman per halaman saya merasa sangat tertarik untuk membaca nya lebih lanjut,untuk saya hanya sekedar hobi membaca buku ini menjadi ketertarikan tersendiri untuk saya.meskipun ini kali pertama nya saya membaca buku sejarah,dan saya merasa sedikit kesulitan untuk mengerti maksud nya,tapi hal tersebut tidak menyurutkan niat saya untuk membaca buku ini,dan bagi kalian yang tau buku sejarah yg menarik lain nya,bisakah kalian rekomendasikan ke saya,apa saja buku sejarah yang menarik untuk di baca?tolong beritahu saya.terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sapiens, bisa juga baca sejarah Tuha, itu bagus sekali.. kita bisa melihat semua agama tanpa perlu menyudutkan.

      Delete
  9. saya membaca versi PDF nya. karena jujur, males mau beli bukunya. memang buku ini menjabarkan banyak pemahaman tentang sejarah dalam menemukan the greater power. manusia cenderung mencari sesuatu yg lebih kuat, powerful, dan maha bisa. dalam perjalanan spiritual manusia, seringkali terpengaruh dengan kondisi sekitarnya. yg saya sesalkan dari buku ini hanyalah ketika si penulis menceritakan tentang Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, penulis seolah kurang menggali sejarah kenabian Muhammad, sejak awal menerima wahyu pun penulis tidak akurat dalam menceritakan prosesnya. padahal ketika penulis membahas tentanh dewa2, bahkan lucifer, osiris dan lain2, penulis tampak sangat detail dan teliti dengan segenap data2nya. menurut apa yang saya baca mengenai bab zaman islam, penulis tampaknya memang kurang respect dengan Islam, bahkan penulis menyebut Nabi Muhammad sebagai sosok paling tidak ramah. kentara bahwa si penulis tidak mempelajari kehidupan Nabi Muhammad yang sesungguhnya. bahkan bahasan soal sufisme pun, penulis dg panjang lebar menjelaskan.

    ReplyDelete
  10. Sekitar lusinan buku yg syaa baca, buku inilah yg mengubah hidup saya menjadi sangat drastis. Meskipun harus mengulang2 membaca hingga 4 kali menamatkannya.

    ReplyDelete
  11. awal baca Sejarah Dunia Yang Disembunyikan karya Jonathan Black, bikin pusing karena banyak istilah yang kurang familiar, pas udaa paham ternyata keren banget buku ini :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d