Skip to main content

Ngaji Filsafat: Anti-foundalism (Hannah Arendt)



Ngaji Filsafat: Anti-foundalism (Hannah Arendt)
Oleh: FF

Hannah Arendt tidak mau dibilang filsuf karena pikiran-pikirannya tapi apa daya saat ini ia dikenal seorang filsuf Perempuan. Ia salah satu mantan mahasiswi Heidegger dan berakhir menjadi kekasih gelapnya. Meskipun mereka sama-sama tahu hubungan antara dosen dan mahasiwi tersebut tidak berharap sampai tingkatan paripurna. Jadi kecintaan yang mereka miliki hanyalah sebuah simbol dari capaian pengalaman. Bahkan dia orang pertama yang memaafkan Heiddeger ketika Heiddeger sudah jatuh di pengasingan.

Pemikirannya berlaku berdasarkan pengalaman pribadinya. Oleh sebab itu tulisannya lebih naratif dan analitik. Pemikiran poinnya lebih ke sosial dan politik. Manusia pada dasarnya memiliki dua unsur vita activa (bekerja) dan vita contemplativa (berpikir mendalam). Ia mengkritik Filsuf barat karena lebih berfokus pada vita contemplativa daripada activa, sebab pemikiran-pemikiran terkadang tidak mempengaruhi aksi sosial atau dampak yang progresif.

Ia hidup pada era PD 1 dan Perang lainnya sehingga tulisannya berisi politik berkaitan tentang perkembangan sosial. Di sini ditekankan jika manusia dibilang bebas karena dua hal: freedom from dan freedom to. Ketika ia bebas dari hal yang mengikatnya maka ia akan melakukan kebebasan lainnya. Ia juga anti fondalisme, sebab tiap pemikiran atau narasi tidak bisa mencakup semua. Tiap pemikiran memilki kebaikan dan kebenaran yang memperkuat manusia itu sendiri. Karena jika terpaku pada satu pemikiran saja, akan jatuh pada zona radikalisme dan konservatisme. Merasa paling benar dan berhak melakukan apapun demi melegitimasi kehendaknya. Di sini juga saya mendapatkan point perbedaan tirani, otoriter dan totaliter. Tirani lebih cenderung melakukan perbuatan kehendak padahal ia sudah tidak punya kuasa, dan memanfaatkan sisa-sisa kekuasaan untuk mempertahankan statusnya. Otoriter lebih kepada keras dan satu arah perintah. Totaliter lebih memasukkan aturan-aturan hampir keseluruhan kehidupan manusia di dalamnya demi kepentingan tertentu. Sebenarnya masih banyak dan bagus-bagus tulisannya. Tapi saya hanya menekankan dipoin-poin tertentu.

Terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Ingatan Buku: Childfree and Happy (Victoria)

Ingatan Buku: Childfree and Happy Oleh Victoria Tunggono Di jagat maya sedang trend isu yang masih diperbincangkan pro kontranya di Indonesia. Apalagi di Twitter, banyak hilir mudik opini-opini tentang konsep hidup childfree atau childless. Kenapa bisa ramai diperbincangkan? Karena konsep hidup childfree berupaya untuk hidup sepanjang umur tanpa memiliki anak kandung. Seyogyanya fade kehidupan umum harusnya memiliki anak, tetapi childfree memiliki pendapat lain soal anak. Buku ini membuat saya mengenal lebih dalam secara personal konsep hidup childfree dari kacamata penulis. Uniknya penulis di sini sudah memiliki anak, meski dari pernikahan masa lalunya. Ia meyakini childfree ketika menikah lagi. Satu poin yang pertama saya dengar pertama kali tentang konsep hidup satu ini, Egois. Bagaimana seorang perempuan yang memiliki rahim tidak mau memiliki anak dengan banyak alasan yang menurut saya bisa ditolerir. Seperti, takut badannya berubah, takut anak-anak, malas mengurus anak...