Skip to main content

Review Buku: Laki-laki yang Tidak Berhenti Menangis (Rusdi Mathari)



Review Buku: Laki-laki yang Tidak Berhenti Menangis (Rusdi Mathari)
Oleh: HSA

Kian selesai dengan buku sebelumnya, kemudian tenggelam dalam hikmah rangkuman kisah-kisah Islami oleh Almarhum Rusdi Mathari. Semoga Almarhum diberi tempat yang terbaik di sisi-Nya dan pahala atas buku ini selalu mengalir untuknya, Al-fatihah.
Saya tertarik dengan siasat tasawuf dari kisah-kisah belio, buku sebelumnya (Merasa Pintar Bodoh saja Tidak Punya) menggambarkan jelas tentang refleksi berIslam hari ini yang lebih luwes dan signifikan.
Garis besar yang saya dapat ialah bagaimana beragama dengan reflektif ke dalam, melalui kisah-kisah Nabi para Sahabat serta riwayat hadis. Bagaimana kesombongan Azazil menjadikan ia Iblis, bagaimana toleransi Agama sangat dikedepankan pada ras atau umat golongan lain. Sebab yang palibg diutamakan adalah keharmonisan antar manusia. Ada juga bagaimana manusia menghormati tetangga, WS RENDRA berkata "Jangan pernah mengaku kaya jika tetangga Anda masih memakan bangkai kucing". Tentang adab menghormati orang tua sampai-sampai Ali ra telat datang shalat subuh demi menunggu pelan2 seorang kakek tua berjalan yang ternyata juga kakek tua tersebut seorang Nasrani. Berbicara juga tentang pentingnya mencari ilmu, sebab cahaya yang palibg terang ialah ilmu. Pembahasan menghormati Ibu, bahkan saya baru tahu ketika Shalat dan Ibu memanggil harus dituruti dan membatalkan Shalat (di sini saya tersentuh). Kemudian tentang sakralnya penyebutan pezina dan bidah kemudian menjadikan sebuah pengalaman bertoleransi. Ada juga doa Abu Bakar yang berdoa untuk masuk dalam kaum terkecil (minoritas), tercermin pada surah Al-Baqarah baris ke-249. Kelompok kecil minoritas lebih sering menggambarkan keunggulan. Daripada mayoritas yang kata Nabi hanya menjadi buih di lautan. Perkataan tersebut menampik gagalnya prasyarat sebuah demokrasi. Sebab demokrasi lebih mengunggulkan suara mayoritas daripada minoritas, bisa kita gambarkan kalau sekolah orang pinter itu berapa orang daripada yang berbeda?
Hal sensasional yang saya dapatkan dari buku ini ialah, tentang Aladin rekaan Disney merupakan seseorang yang berasal dari China, Islam hadir di sana 675M oleh Abu Sufyan dari dinasti Muawiyyah. Ada satu hal lagi yang ternyata menemukan "Passing Accross" dari bacaan sebelumnya ialah tentang Nabi Khidir. Nabi Khidir yang mengetes Nabi Musa dalam akhlak ternyata dalam cerita lain ia adalah Nabi Elia, dan di Barat sana disebut St.Georgia. kebetulab di sana juga dituliskan bagaimana Nabi Musa Gagal tes untuk berguru kepada belio, karena tidak tahan dengan tes yang dilakukan oleh Nabi Khidir. Hal ini menjadi mind blowing buat saya, dan membuka gerbang ketidakpahaman yang baru lagi~
Oh iya judul buku di atas diangkat dari Nabi Nuh yang artinya Manusia yang selalu bersyukur sekaligus menangis selama hidupnya (sekitar 200th ia menangis memohon ampun) sebab bertemu dengan kambing yang menurutnya buruk rupa, kemudian membuat ia tertawa terpingkal-pingkal. Seketika kambing tersebut bisa berbicara dan mengatakan "Bukankah pencipta mu dan pencipta ku sama?" Dari sana ia mulai tertegun, belum sampai meminta maaf kambing tersebut sudah pergi dan menghilang di balik semak-semak.
"Bukankah selain kelahiran, kematian adalah salah satu perayaan terbesar manusia dalam hidup?"
Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d