Skip to main content

Ngaji Filsafat: Tagore (Pendidikan dan Sastra)



Ngaji Filsafat: Tagore (Pendidikan dan Sastra)
Oleh: FF

Tagore merupakan tokoh penting di India selain Mahatma Gandhi. Ia bergerak dalam jalur sastra dan pendidikan, sehingga kalah tenar oleh Gandhi, namun keduanya merupakan tokoh penting dalam filsafat maupun revolusi di India.

Tagore juga menjadi inspirasi dalam dunia romantisme Kahlil Gibran, serta sekolah yang dibuatnya menginspirasi Ki Hadjar Dewantara, pada Taman Siswanya. Doi hobi keliling dunia termasuk ke Solo Indonesia. Doi orang yang naturalis sekaligus spiritualis, hal ini seperti kutub dalam dunia barat, namun doi mampu fusion dan hidup dalam filsafat tersebut. Bahwa segala apa yang ada di materi tergantung spiritual rohani manusia itu sendiri.

Ia juga mengendepankan pendidikan yang humanis dan liberal, sebab pendidikan harus menghasilkan manusia bukan robot atau mental budak yang diturunkan oleh penjajah. Tiap manusia unik, dan ia merasa hidup harus apa adanya, natural biar tetap menjadi manusia.

Ia juga orang yang idealis karena pendirian tentang perbaiki sifat dan sikap manusianya bukan nilai material di luarnya. Karena di barat atau eksistensialisme mendepankan perubahan pada kebiasaan atau materi tubuh maka nanti sifat akan mengikuti, baginya itu sedikit keliru. Sebenarnya filsafat singkatnya hanya mengedepankan Kebebasan, Kewajaran, dan Keseimbangan.

Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...