Skip to main content

Teori Estetika Singkat

Teori Estetika
-
Ngaji Filsafat ke-27
Oleh : Fahrudin Faiz

Estetika berhubungan dengan keindahan, kali ini saya belajar tentang teori keindahan dari filsuf awal dan pondasi pada pemikiran setelahnya. Keindahan itu bisa dibilang ada dua penyebutan yaitu cantik dan kecantikan. Cantik dibilang sebagai penghargaan subyektif pada sesuatunya contoh musik jazz cantik tapi menurut orang lain tidak, sedangkan kecantikan itu bersifat universal yang keluar dari nilai sesuatunya, contoh laut, gunung, bunga dsb.

Orientasi estetika dalam perkembangan zaman di singkat menjadi 3 era yaitu, era klasik berkaitan tentang seniman sebagai orientasi keindahan seni, jadi apapun seninya yang diulas siapa senimannya. Era Modern, orientasi keindahan terletak pada karyanya dan diulas berdasarkan karya yang dibuat. Terakhir pada era pasca-modern, orientasi keindahan sama seperti era modern yang berbeda dalam hal tafsir, pada era ini semua orang bebas menafsirkan sebuah karya tergantung pengalaman empiris dan rasional mereka.

Berbicara tentang keindahan, tidak lepas dari 3 filsuf besar, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Menurut Socrates keindahan adalah sesuatu yang pas dan tidak berlebihan, sebab ia menilai semua obyek itu cantik seperti kera ia cantik, kuda juga. Hanya saja jika dibandingkan dengan manusia contoh nya tentu akan kalah indah. Sebab menurutnya semua mempunyai nilai kecantikan sendiri-sendiri, the beauty itself.
Plato mengatakan keindahan muncul diawali dgn cinta, jd cinta dlu baru indah. Sebab dgan cinta kita mengalami kekosongan diri dan menafsirkan pnuh nilai keindahan. Cinta pd keindahan pun muncul hasil dr pendidikan, dari bljar tentang tubuh hakekat tubuh, hgga sampai ilmu.
Plato juga ga suka seni, karna seni adalah tiruan dari dunia indrawi, sedangkan dunia indrawi tiruan dr dunia idea (disebut Mimesis Mimesos). Itulah yg membuat Plato menilai seni itu tidak bersifat sejati, karena hasil tiruan dr dunia indrawi, sehingga manusia terdistorsi pada kesejatian, harusnya manusia fokus akan itu. Pemikiran ini mnjd berkembang pada era Neo-Platonism hingga para filsafat Agama Samawi, Musik atau Seni (haram). Beda jika Aristoteles, ia lebih realis dan materialis, sebab keindahan itu keharusan, krna brsifat teratur dan seimbang pd nilai material. Ada juga mnrt kant, keindahan itu harus bersifat abadi yang terangkum dalam ruang dan waktu, kmampuan manusia dan memiliki tujuan pada keindahan tsb.

Dalam penilaian seni, ada 10 hal yang bs dibahas: Signifikansi, Common-Sense, Reader, Konteks, Apropiasi, The thing, tujuan, rasionalitas,  seniman dan karya seni.

Ada juga urutan sejarah seni, dari klasik sampai pop culture, a saya suda pernah belajar ini di kampus jadi sy tidak tulis, takut kpanjangan.

Terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d