Skip to main content

Ngaji Filsafat: Isa Al-Masih (Kasih)



Ngaji Filsafat: Isa Al-Masih (Kasih)
Oleh: FF

Isa Al Masih merupakan Nabi sebelum Muhammad. Di mana Isa juga yang beratus tahun kemudian menjadi sebab adanya Agama Kristen. Saya sering sekali mendengar namanya bahkan di Al-Quran sendiri nama Isa merupakan Nabi yang sering disebut. 

Isa merupakan ejaan atau runtunan kata serapan dari Arab. Bahkan di daerah jazirah sendiri Al-Yasuud. Aslinya nama Isa sendiri merupakan Iesooa, berasal dari Aramaik, daerah di mana jajahan Romawi. Serapan ini persis nama2 Nabi lain seperti Yahya di Arab dan di Eropa menjadi Yohannes. Imron kakek Isa sendiri adalah trah dari berbagai Nabi.

Singkatnya Isa mengajarkan kasih di mana saat itu Musa dan turunannya begitu konservatif dalam beragama. Ada berbagai versi bagaimana Isa di salib. Di Islam Isa sebenarnya tidak disalib tetapi yang disalib merupakan Yudah Eskariot yang berkhianat. Nah di kristen sendiri percaya Isa disalib. Di dalam Ahmadiyah percaya jika memang Isa di salib namun ditolong oleh sahabat-sahabat nya dan kabur ke India. Dibuktikan dengan kafan turin yang ditemukan di India sana (katanya).
Nah kalo pinjem dari Lia Eden (Samamullah) ceritanya Sahabat Nabi Isa yang 12 itu dari berbagai suku dengan ras Yahudi yang sama makanya Nabi Isa itu diturunkan untuk suku Yahudi, di mana sepeninggalan Yahya masyarakat Yahudi kembali ternodai. 12 sahabat Isa ini semua mirip dengan Nabi Isa. Ketika Isa digembar-gemborkan akan ditangkap maka sahabat-sahabatnya ini membantu menolong dengan berpura-pura menjadi Nabi Isa. Nah yang paling mirip itu Yudas Eskariot, ketika berdakwah kemudian ditangkap lah beliau karena beliau ga sanggup dengan hukuman selama interogasinya maka ia mengaku kalo ia bukan Nabi Isa, disitulah poin di mana ia dibilang berkhianat. Setelah itu beliau dilepas, nah selama dilepas Yudas sangat menyesal dan makin2 mengaku sebagai Nabi Isa. Hingga sampailah beliau ditangkap lagi kemudian disalib. Mungkin begitu aja detail dari cerita Lia Eden meskipun setelah itu ceritanya mulai aneh-aneh haha.

Sekian terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d