Skip to main content

Ingatan Filsafat: John Rawls (Keadilan)



Ingatan Filsafat: John Rawls (Keadilan)
Oleh: FF

John Rawls merupakan filsuf kontemporer yang hidup melalui banyak tragedi salah satunya dia pernah menjadi tentara perang dunia ke 2 apalagi tentang pengeboman di Hiroshima. Dari sana ia mulai berpikir tentang keadilan dan pemikiran akan humanismenya.

Keadilan bagi Rawls tidak bisa diperhatikan hanya dalam tujuannya saja seperti yang diungkapkan ultitarianisme tentang tinjauan tujuan akan keadilan bagi mayoritas orang (kebahagiaan). Rawls memiliki konsep keadilan haruslah ditinjau dari hak-hak manusianya. Keadilan bila ditinjau hanya dari tujuan saja maka prosedur nya bisa menjadi tidak adil. Konsep adil tersendiri dalam Rawls memiliki 3 tahapan, yaitu equality liberty equality distribution, dan equality opportunity. Negara jadi bagian vital dalam keadilan, selanjutnya masyarakatnya harus mau berubah. Karena keadilan juga pekerjaan semua orang. Dalam siasatnya keadilan dari Negara harus dilihat dari aspek haknya bukan tujuan, hak manusia yang sama, kesempatan dan distribusi pembagian hak yang adil. Meskipun masyarakat lahir dalam natural distribution yang berbeda (lahir atau berkembang dalam kondisi lingkungan berbeda) Negara harus siap menyalurkan sesuai porsi dan membantu mengembangkan manusianya. Rawls dalam keadilan berfokus pada kontrak sosial dll (lupa lainnya). Karena ketika manusia lahir ia sudah memiliki kontrak sosial akan masyarakatnya. 

Dari hal yang saya tangkap sih, keadilan itu bisa kita rasakan di mulai dari diri sendiri. Bagaimana meninjaunya? Ya coba saja memperlakukan adil orang lain, dengan acuan tingkatan moral yang kita miliki. Banyak hal yang dibahas oleh Rawls dalam keadilan (agak njelimet bahasanya). Apalah daya saya orang buduh hanya bisa menangkap segini.. namun bila ada kesempatan mungkin saya akan memahaminya lebih dalam. Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d