Kegiatan baru Rendi sekarang bertambah, biasanya dia hanya mencatat agenda baik kalender atau pun selembaran sticky note berupa tugas-tugas kampusnya. Namun sekarang, dia menambahkan untuk mencari tahu sedikit demi sedikit kebiasaan perempuan yang ia sukai. Mulai dari berangkat kuliah bahkan kebiasaan memakai baju, dia hampir hafal. Warna Oranye, adalah warna kesukaan wanita tersebut.
Beberapa hari terlewati, dan pagi ini Rendi harus bergegas, karena ia hampir telat menuju kampus. Padahal jam perkuliahan di mulai jam delapan, namun alarmnya terpasang pada pukul tujuh. Sengaja ia memasangnya, karena tiap pagi Rendi harus “berpapasan” kembali dengan Monika.
Ia berjalan sedikit tergesa, hanya takut jika Monika sudah berangkat duluan. Hingaa sampailah dia di depan kost-kostan Monika. Pria dengan tinggi 165 cm tersebut, berhenti dan melihat kost-kostan tersebut, mencari Monika.
“Apa dia sudah berangkat ya?” Gumam Rendi dalam hati.
Pasrahlah dia, berjalan ia tergontai campur letih karena buru-burunya tadi. Hanya beberapa puluh meter dia berjalan, dari belakang ada sahutan perempuan.
“Heii..” Suara perempuan tersebut dari belakang Rendi.
Rendi lalu menengoknya. Tak disangka dia ternyata Monika. Rendi seketika mematung dan hanya memandang Monika.
“Heii..?” Sahut Monika dari dekat.
“Eh, iya.. iya.. Ada apa Mon, eh..” Terlihat gugup Rendi sambil memandang Monika.
“Aku sering lihat kamu tiap pagi lewat sini, dan aku juga sering liat kamu di fakultas, Nama kamu siapa? Kamu udah punya pacar belum? Mau gak jadi pacar aku?” Ucap Monika dengan senyum manisnya.
“Ya.. ya mauu!!” Jawab Rendi meyakinkan.
Tiba-tiba.. itu hanya ada dalam khayalan Rendi.
“Heii..heii.. kok bengong?” Tanya Monika heran.
“Eh eh, iya?” Tanya Rendi.
“Kamu jurusan komunikasi juga ya?” Tanya Monika diiringi senyuman.
“Iya, kamu juga kan? Oh iya aku Rendi?” Jawab Rendi sambil mengulurkan tangan.
“Aku Monika, Aku sering liat kamu tiap pagi lewat sini juga. Kenapa gak bareng aja? biar ada temen ngobrol..” Ucap Monika.
“Hmm.. iya, yah.. hehe” Jawab Rendi sambil garuk-garuk kepala.
“Yaudah yuk sambil jalan..” Ucap Monika, kemudian berjalan.
Rendi juga ikut berjalan. Beberapa langkah berjalan,kemudian langah menjadi jarak tujuan meter ia melangkah. Namun tak ada perbincangan diantara keduanya. Rendi mati kutu, bahkan berkeringat dingin. Namun dia akhirnya mengambil tindakan.
“Monika, kamu kenal Tody?” buka pembicaraan Rendi.
“Iyaa, kamu temen dia juga kan? Dia tuh orangnya lucu tapi agak aneh ya, tapi aku kenalnya baru pendaftaran kemarin sih. Ngomong-ngomong di jurusan kamu terkenal dosen yang killer-killer yah?” Jawab Monika panjang.
Yah, begitulah perempuan jika bertanya padanya dia akan berbicara banyak hal (padahal keluar dari topik). Di situ Rendi baru tahu, ternyata Monika adalah orang yang sangat antusias jika diajak mengobrol. Disitu Rendi belajar, ternyata dengan keberanian sedikit, akan mempengaruhi akibat yang dikehendaki. Di situ Rendi dan Monika mulai banyak berbicara selama perjalanan. Hari itu merupakan hari yang menyenangkan bagi Rendi karena dia sudah mampu berjalan tepat disampingnya. Tanpa harus diam-diam mengikuti Monika dari belakang. Rendi senang bisa menatap Monika dari samping, meskipun Monika sedang asyik dengan ceritanya.
Kegiatan pagi Rendi sekarang berubah, hampir setiap pagi dia selalu berangkat bersama Monika. Banyak pembicaraan yang dilalui mereka, dari pembicaraan penting sampai tidak penting sekalipun. Namun hari itu Rendi ingin mengungkapkan sesuatu....
Bersambung
Comments
Post a Comment