Skip to main content

Rendi Story (Terbisik 2)



Kegiatan baru Rendi sekarang bertambah, biasanya dia hanya mencatat agenda baik kalender atau pun selembaran sticky note berupa tugas-tugas kampusnya. Namun sekarang, dia menambahkan untuk mencari tahu sedikit demi sedikit kebiasaan perempuan yang ia sukai. Mulai dari berangkat kuliah bahkan kebiasaan memakai baju, dia hampir hafal. Warna Oranye, adalah warna kesukaan wanita tersebut.

Beberapa hari terlewati, dan pagi ini Rendi harus bergegas, karena ia hampir telat menuju kampus. Padahal jam perkuliahan di mulai jam delapan, namun alarmnya terpasang pada pukul tujuh. Sengaja ia memasangnya, karena tiap pagi Rendi harus “berpapasan” kembali dengan Monika.

Ia berjalan sedikit tergesa, hanya takut jika Monika sudah berangkat duluan. Hingaa sampailah dia di depan kost-kostan Monika. Pria dengan tinggi 165 cm tersebut, berhenti dan melihat kost-kostan tersebut, mencari Monika.


“Apa dia sudah berangkat ya?” Gumam Rendi dalam hati.


Pasrahlah dia, berjalan ia tergontai campur letih karena buru-burunya tadi. Hanya beberapa puluh meter dia berjalan, dari belakang ada sahutan perempuan.


“Heii..” Suara perempuan tersebut dari belakang Rendi.


Rendi lalu menengoknya. Tak disangka dia ternyata Monika. Rendi seketika mematung dan hanya memandang Monika.


“Heii..?” Sahut Monika dari dekat.

“Eh, iya.. iya.. Ada apa Mon, eh..” Terlihat gugup Rendi sambil memandang Monika.

“Aku sering lihat kamu tiap pagi lewat sini, dan aku juga sering liat kamu di fakultas, Nama kamu siapa? Kamu udah punya pacar belum? Mau gak jadi pacar aku?” Ucap Monika dengan senyum manisnya.

“Ya.. ya mauu!!” Jawab Rendi meyakinkan.


Tiba-tiba.. itu hanya ada dalam khayalan Rendi.


“Heii..heii.. kok bengong?” Tanya Monika heran.

“Eh eh, iya?” Tanya Rendi.

“Kamu jurusan komunikasi juga ya?” Tanya Monika diiringi senyuman.

“Iya, kamu juga kan? Oh iya aku Rendi?” Jawab Rendi sambil mengulurkan tangan.

“Aku Monika, Aku sering liat kamu tiap pagi lewat sini juga. Kenapa gak bareng aja? biar ada temen ngobrol..” Ucap Monika.

“Hmm.. iya, yah.. hehe” Jawab Rendi sambil garuk-garuk kepala.

“Yaudah yuk sambil jalan..” Ucap Monika, kemudian berjalan.


Rendi juga ikut berjalan. Beberapa langkah berjalan,kemudian langah menjadi jarak tujuan meter ia melangkah. Namun tak ada perbincangan diantara keduanya. Rendi mati kutu, bahkan berkeringat dingin. Namun dia akhirnya mengambil tindakan.


“Monika, kamu kenal Tody?” buka pembicaraan Rendi.

“Iyaa, kamu temen dia juga kan? Dia tuh orangnya lucu tapi agak aneh ya, tapi aku kenalnya baru pendaftaran kemarin sih. Ngomong-ngomong di jurusan kamu terkenal dosen yang killer-killer yah?” Jawab Monika panjang.



Yah, begitulah perempuan jika bertanya padanya dia akan berbicara banyak hal (padahal keluar dari topik). Di situ Rendi baru tahu, ternyata Monika adalah orang yang sangat antusias jika diajak mengobrol. Disitu Rendi belajar, ternyata dengan keberanian sedikit, akan mempengaruhi akibat yang dikehendaki. Di situ Rendi dan Monika mulai banyak berbicara selama perjalanan. Hari itu merupakan hari yang menyenangkan bagi Rendi karena dia sudah mampu berjalan tepat disampingnya. Tanpa harus diam-diam mengikuti Monika dari belakang. Rendi senang bisa menatap Monika dari samping, meskipun Monika sedang asyik dengan ceritanya. 




Kegiatan pagi Rendi sekarang berubah, hampir setiap pagi dia selalu berangkat bersama Monika. Banyak pembicaraan yang dilalui mereka, dari pembicaraan penting sampai tidak penting sekalipun. Namun hari itu Rendi ingin mengungkapkan sesuatu....

Bersambung

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d