Tahukah engkau kebebasan itu seperti apa?
Apakah terdiri dari asap-asap langit yang mengitari dunia?
Apakah seperti Qais yang berkhilwat di gua?
Apakah seperti hidup di anak 18an?
Jika masih saja bertepi dalam lamunan,
Masihkah kebebasan itu terbuka lebar?
Dalam bayang, menatap pelaut menembus lembayung kemudian tenggelam di dalamnya.
Kebebasan itu yang meramu menjadi kepulangan.
Sedang dalam cinta kebebasan menjadi sebuah dilema.
Antara belenggu, resah dan mabuk dalam minuman segelas anggur.
Di sebuah titik, kebebasan hanyalah hiburan bagi pecinta yang tak tahu arah pulang.
Izinkanlah untuk segala cinta menjadi sebuah oase dan perayaan kepulangan.
Dari pejalan cinta tak tahu arah pulang.
14.02.21
Comments
Post a Comment