Skip to main content

Ingatan Film: Antologi Rasa (2020)


Ingatan Film: Antologi Rasa (2020)
Dir. Rizal Mantovani

Film kali ini saya akan membahas drama romantis berjudul Antologi Rasa. Sebuah film alih wahana/Ekranisasi dari buku. Jujur banyak drama romantis di Indonesia yang menurut saya masih menerapkan konsep-konsep FTV meski dengan gaya sinematik yang berbeda. Makanya saya agak sangsi dengan film ini. Tidak patut dicontoh emang...

Kisah tentang persahabatan 4 orang di antaranya 2 pria dan 2 wanita. Persahabatan mereka ternyata membawa sebuah babak drama di kala masing-masing dari mereka memliki perasaan intin terhadap satu yang lainnya. Ya intinya, bikin rumit. Tokoh protagonis dan lead character di sini ialah Keira, wanita yang menyukai Ruly sahabatnya sendiri namun Ruly menyukai Denise sahabat lainnya. Sedangkan Keira di sukai oleh salah satu sahabat terakhir bernama Haris mantan playboy tobat yang menjadi teman paling dekat Keyra, dia terjebak Friendzone. Nah judul Antologi Rasa mewakili drama persahabatan palsu, yang ternyata di dalamnya berisi cinta saling suka. Sudut pandang yang diambil dr sini ada Keyra meskipun Haris dan Ruly kebagian berbicara kepada penonton.

Kisah drama romantis ini ternyata tidak semainstream biasanya, meskipun ada kekurangan dalam penguatan plot akan drama di dalamnya. Seperti pengenalan persahabatan mereka yang minim, hanya dijelaskan melalui montase-montase dan voice over dari tokoh Keyra.

Nah hal yang menarik disini ialah penggambaran bobot tokoh yang ingin dimainkan peranannya dapat membagi porsi yang cukup baik kecuali tokoh Denise yang minor dalam penceritaan. Karena anggapan saya meski terbagi 3 tokoh yang voice over di film ini namun tetap saja film ini mewakili sudut pandang Keyra.

Kesimpulannya film ini cukup berhasil membuat anomali pada film-film drama romantis lainnya. Kemasan yang cukup tanpa berlebihan, pada katartasis yang begitu baik.
Film ini menunjukkan bahwa kita akan ditemukan oleh seseorang yang mirip dengan kita, mulai dari kebiasaan sikap serta cara bertukar pikiran. Jadi ingat salah satu kutipan ayat hehe...
Oh iya film ini juga notice kutipan yang bikin penonton membawa pulang oleh-oleh pengalaman yaitu "Jika kamu tertawa karena lawan jenis kamu menyukainya, tapi kalau sampai kamu menangis karena dia. Itu kamu namanya cinta."
Terimakasih.
7,5/10

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...