Skip to main content

Ingatan Film: Outside of Wire


Ingatan Film: Outside of Wire
Dir: Mikael Håfström

Udah lama nih ga nulis lagi, dasar pemalas! (Plak!!)
Out of Wire merupakan film fiksi ilmiah di Netflix yang baru aja rilis. Gue tertarik ma film ini karena uda ga ada pilihan lain selain ini untuk sekelas film fiksi ilmiah. Dari dulu gue suka dengan fiksi ilmiah dsb karena pada genre (dibaca janre) ini manusia bisa berkontemplasi terhadap visi imaji kehidupan kita di masa depan. 

Film ini sendiri singkatnya bercerita tentang kehidupan manusia di tahun 2036. Saat itu, manusia sudah mulai berperang kembali (WW3), pihak penjahat pada cerita ini yaitu Rusia. Premisnya sih mudah, jadi si Rusia ini akan berusaha menembakkan nuklir ke AS. Di tempat yang lain ada tokoh antagonis bernama Harp yang diberi hukuman untuk melihat perang lebih dekat, sebab sebelumnya doski hanyalah tentara pilot drone. Selama masa hukumannya, si Harp ini ditugaskan untuk mengantarkan vaksin ke suatu tempat bersama Kapten Alex. Si Alex ini manusia robot yang bisa berpikir dan merasa. Pokoknya kaya robot prototype paling canggih sehingga mirip manusia. Ia juga yang meminta Harp untuk menemani dalam misinya. Pada misi inilah yang membuat Kapten Alex, Harp dan Teroris Rusia akan berhubungan. Sebab ada konspirasi di dalamnya.

Ngomongin apa yang gw suka disini adalah naskah dan penokohannya sekaligus. Pada awalnya gw kira cerita akan lurus dan puncak cerita ada di si Rusia, akan tetapi aktan perubahan penokohan dari protagonis menjadi antagonis menjadi sebuah kompleksitas menarik dari film ini. Ya, dari tengah ke klimaks lah gue mulai lebih tertarik akan filmnya.

Ngomongin gak gue suka di film ini ialah penokohan, meskipun ada sumbangsih naskah juga di dalamnya. Nah bingung kan, elemen ini menjadi yang gue suka sekaligus gak gue suka. Penokohan pada naskah ini kurang dalem dan tajem, bahkan untuk mendapatkan chemistry Kapten Alex dan Harp itu ga begitu dapet, sebab kurangnya pendalaman intimasi dalam momen naskah di dalamnya, isinya cuma misi, misi, dan misi.
Sehingga membuat gue makin terherman si Robot Alex malah lebih humanis daripada si Harp. Si Alex yang drama sama Harp, dan si Harp pengecut sok jago.

Sisanya dalam sinematografi dan editing ya so so saja hanya penggunaan flashback dan cutting pararel editor dalam menjelaskan twist terlihat cemerlang.
Oh ya film fiksi ilmiah ditambah bumbu tentara menambah variabel film ini sangat patriotisme ala Amerika sekali, ditambah propoganda Amerika yang terlihat sangat humanis. Film ini merepresentasikan bagaimana manusia selalu berada dalam ideologi negaranya masing-masing. Harp seakan-akan lebih nasionalis dan patriot karena merasa negaranya selalu benar dan pembawa kedamaian. Robit Alex sebaliknya, ia sadar bahwa dirinya diciptakan untuk membunuh banyak orang lagi kedepannya, oleh karena itu ia mempunyai misi lain untuk menyelesaikan rantai peperangan. Pada akhirnya saya merasa manusia memilih kebenarannya masing-masing, kemudian menempuhnya harus melalui kontenplasi manusianya dalam menghadapi kesepian. Terimakasih.

02.02.21

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d