Skip to main content

Ingatan Buku: Homo Deus



Ingatan Buku: Homo Deus
Oleh: Yuval Noah Harari

Berawal dari rasa penasaran karena buku ini sedang berada di puncak viral. Tapi ternyata buku ini viral dengan judul "Sapiens" dan ini adalah buku kelanjutannya. Homo Deus berbicara tentang kelanjutan evolusi manusia dari Sapiens ke Homo Deus di mana Humanisme liberal yang sedang mahsyur harus perlahan luntur dengan kemajuan teknologi. Manusia sudah dikuasai oleh Dataisme dan teknologi macam AI dalam percepatan industri atau kemudahan aktivitas manusia.

Homo Deus berisi prediksi atau paparan ilmiah 50 tahun kedepan yang perlahan melunturkan era Humanisme. Dulu Humanisme menggantikan ortodoksi Agama (Barat) karena lebih fokus membicarakan akherat dan Tuhan daripada manusia itu sendiri. 

Yuval memang seorang Atheis dengan bahasan yang begiru rasionalis dalam memaparkan wacana, terutama Agama. Menurut beliau dalam pemahaman manusia ada obyektif, subyektif dan ada satu lagi inter-subyektif. Inter-subyektif ini merupakan sebuah kesepakatan fiksi namun terasa nyata macam mata uang, iman, negara dll. Uang itu hanyalah kertas namun ketika para sapien menentukan sebuah peradaban pasar bebas maka uang bisa lebih bernilai dari apapun padahal itu hanyalah sebuah sugesti kesepakatan saja. Hal yang sama menurut beliau sama sia-sianya dengan kepala negara yang bersumpah di atas kitab suci. Ia menganggap bahwa itu hanyalah sebuah sumpah di atas kertas. Bukan hal ini yang dibicarakan lebih lanjut.. kita langsung fokus dari terusan humanisme.

Ketika zaman Agama-Agama formal berlalu digantikan Humanisme dalam pergerakan peradaban. Kemudian dalam kreativitas sapiens dan pergolakan zaman di dalam Agama Humanisme terbagu menjadi 3 bagian, Liberalisme, Sosialisme dan Revolusioner.
Di dalam perang dunia dalam perebutan ideologi di mana yang menang ia menjadi penentu yang mengendalikan pemerintahan universal. Akhirnya Humanisme Liberalisme yang mendang dengan sebuah sistem ekonomi kapitalisme membuat pasar bebas dan pergerakan peradaban yang maju. Hingga muncul suatu teknologi besutan manusia di mana akan mempermudah segala pekerjaan manusia. Namun percepatan ini dalam industri membuat teknologi semakin pintar dan canggih serta akurat, semacam AI dan robot. 

Di zaman sekarang ini apalagi Algoritama Big Data, manusia sudah diwakilkan oleh teknologi dalam menafsirkan segala kemungkinan kedepannya. Organisme manusia yang rumit diubah menjadi sebuah algoritma-algoritma data yang mampu membantu membaca manusia sesuai dengan kebiasaan agar memudahkan manusia optimalisasi diri. Di dalam buku ini menceritakan dari segala aspek industri dari kendaraan hingga kecantikan sampai awet muda. Yuval menyebutnya zaman penggantinya sebagai Humanisme-Tekno persaingan manusia kedepan bukan lagi terhadap manusia akan tetapi pada teknologi ciptaannya sendiri. Meskipun begitu ini hanyalah pemaparan alternatif.
Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d