Skip to main content

Ingatan Filsafat: Al Ghazali (Al Mundiqz Min Al Dalal)



Ingatan Filsafat: Al Ghazali (Al Mundiqz Min Al Dalal)
Oleh: FF

Salah satu karya ini merupakan titik balik Al Ghazali dalam karya Tasawufnya setelah mendapatkan "tamparan" oleh adiknya tentang pisau yang tidak pernah diasah ditengah-tengah kajian yang dilakukan Imam Al-ghazali. Imam Al-ghazali memiliki nama yang sama dengan adiknya yang membedakan itu nama depannya, kalau yang kita bahas ini pakai nama Muhammad Al Ghazali, kalau adiknya menggunakan Ahmad Al Ghazali. Adiknya juga lurus dalam kehidupan Tasawufnya sedangkan kakaknya merupakan anggota pemerintah yang mahsyur dan dihormati. Kembali ke Imam Al-ghazali (kakaknya), setelah mendapatkan tamparan beliau mengalami skeptisme hebat selama dua bulan sebelum uzlah menyendiri untuk mencari kebenaran dan mencari ibat untuknya. Pada akhirnya ia mengamalkan Tasawuf dan menjadi seorang Sufi. 

Di kitab ini menceritakan bagaimana ia mencari kebenaran sejati bukan mungkin atau fleksibel tergantung maunya akal, yaitu melalui aksioma aksioma pasti yang pasti sudah benar melalui empiris dan rasional. Singkatnya di kitab ini membahas segala sesuatu harus sesuai porsinya bagaimana kebenaran itu ditampilkan. Seperti melihat bintang terlihat kecil padahal kalau kita mendekat ia lebih besar daripada bumi itu sendiri. Jadi kebenaran itu mrnjadis sesuatu yang tidak pasti. Kemudian berbagai penyakit kebenaran itu setiap orang memiliki obat yang berbeda-beda tidak bisa disamaratakan. Meskipun dalam Islam sudah memiliki Al-Qur'an namun penerapan pada pribadi dan penyampaian agar menuju Allah itu berbeda-beda setiap orang, karena manusia diciptakan memang unik. Tugas kita, yang emmahami hal-hal wajar dalam kembali menuju pada-Nya. Tidak serta merta semua dinilai pakai akal ataupun empirisme satu pihak saja, maka kemungkinannya bisa mengalami kegagalan kebenaran. Begitu juga dalam memilih jalan kebenaran yang dianut harus sudah tau apa track record dari apa yang kita pelajari. Seperti memahami dokter ada ilmu kedokteran dll.
Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d