Skip to main content

Ingatan Film: Flavors of Youth (Anime)


Ingatan Film: Flavors of Youth (Anime)
Dir: Li Haoling, Jiaoshou Yi Xiaoxing, Yoshitaka Takeuchi

Film ini merupakan sebuah harta karun bagi pecinta karya Makoto Shinkai. Sebab apa? Film ini merupakan "anak tiri" dari karya mirip Makoto Shinkai. Flavor of Youth saya temukan di media streaming Netflix (ceria sekali). Mari simak apa yang saya dapatkan di dalam film ini..

Flavor of Youth ternyata keluaran tahun 2018 sudah 2 tahun ternyata terhitung dari sekarang (kemana aja saya?). Memiliki 3 cerita di dalamnya (mungkin ada hubungannya dari 3 sutradara tersebut?) yang sama-sama menceritakan kisah anak muda dan memori-memori nya. Secara garis-garis gambar film ini tok mirip karya Makoto apalagi dari pencahayaan nya. Flavor of Youth merepresentasikan bagaimana sebuah rasa masa depan (kini) adalah bias dari masa lalu maksudnya masa kini hadir atas perpanjangan masa lalu (kisah-kisah, semangat, dan pelarian). Film ini pure drama romansa dan kehidupan di masa dewasa. Digambarkan bahwa masa dewasa merupakan masa kekosongan diri, kehampaan dan pelaksana kesunyian atas manusia-manusia nihil dan terjebak pada masa lampau (mungkin masa lalu yang belum selesai). Dari sini saya dapat ide untuk kembali menuliskan sebuah kenangan melalui tutur audio-video seperti dokumenter sebelum kenangan saya digusur bersama beton-beton. Kembali lagi ke film, film ini memberikan afeksi lebih tentang perasaan dan romansa masa lalu.
Terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...