Skip to main content

Ingatan Buku: Dunia Cinta Filosofis Kahlil Gibran





Ingatan Buku:
Dunia Cinta Filosofis Kahlil Gibran
Oleh: Fahrudin Faiz

Hari ini saya putuskan untuk menyelesaikan dan mencoba mengingat apa yang saya suka dari buku ini setelah tiga kali mengulang membacanya. Hasilnya? Saya suka semua tulisan di dalam sini, tulisan yang begitu efektif dan mudah dicerna meskipun pada akhirnya begitu banyak poin-poin yang akhirnya harus dipahami, karena saking banyak yang mudah dicerna. Tapi ya saya memutuskan untuk mengingat kembali sebelum menjadi ingatan lewat.

Bagi Gibran, esensi hidup ialah cinta, eksistensi itu cinta. Karena cinta adalah bagian di dalam diri Tuhan. Bagi Otto, cinta mengawali dengan perasaan numinous (teralieniasi) kemudian diiringi rasa fascinate (pesona menggetarkan) disitu akhirnya kita bisa merasakan pesona keindahan individu yang tidak bisa dipahami oleh orang lain, di situlah Allah menunjukkan sedikit tanda sikap kehadirannya pada manusia, hanya manusianya saja bagaimana menyikapinya. Bagi kedokteran, cinta itu muncul akibat tergoresnya di dalam satu bagian otak. Zat yang menyebabkannya ada 4 neurothelamyn, phylatelamin, dopamin, ampetamin (kalo ga salah sebutannya). Namun perasaan pesona tersebut memang benar perlahan akan habis dalam kurun waktu 4 tahun paling lama. Selanjutnya jika cinta itu membentuk suatu karakter maka ia akan menghasilkan oxitocine di mana pasangan itu akan bertahan seumur hidup (kedewasaan). Ada juga dari segi fenomenologis, cinta itu adalah terbukanya tabir eksistensi diri yang luput menyerahkan total kepada penyatuan yang satu (kalo ga salah).

Apapun bentuknya cinta pada hakikatnya tidak bisa didefinisikan secara mutlak. Ia bersifat abstrak, subyektif dan kalau difilosofikan malah mereduksi makna cinta itu sendiri. Namun cinta bisa dicirikan melalui orang yang sedang merasakan hal tersebut. Gibran melalui banyak lika-liku kisah cinta sampai akhir hidupnya ia tidak menikahi siapapun, namun cintanya tetap mewangi sampai sekarang. Eksistensi nya terinspirasi dari Nietzsche dan Tagore (Gita Nyali). Namun ia memiliki citi khasnya sendiri. Saya tidak bisa menyebut kan semua, semoga mengalir..
Terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d