Pada kabar kawanku,
Tersudut lampiran bergambarkan pertiwi,
Raya-raya tanah yang kuhirup sejak dini,
Danau merekah menjadi bulir suci kota ini,
Dalam takzim waktu kian tersadar,
Perlahan masa, waktu, ruang menghilang,
Terbangun pula beton-beton pemakan rindang pohon,
Inikah perpisahan?
Yang dulu ada menjadi hilang?
Ringkih rasa terus tersadar,
Apakah Tangerang kini menjadi tempat mencandu nostalgia masa muda?
Tiada lagi sepoi,
Menjadi kering,
Lalu menua dan keras,
Terima kasih engkau telah mempertemukan menjadikan ia ada, dan kembali menjadi yang terlupa.
31.12.19
Comments
Post a Comment