Skip to main content

Eksistensialisme Religius: Muhammad Iqbal (Ngaji Filsafat ke-34)

Ngaji Filsafat ke-34
Eksistensialisme Religius: Muhammad Iqbal
Oleh: Fahrudin Faiz

Muhammad Iqbal merupakan orang Timur yang memahami konsep eksitensialisme relijius (Islam). Dia terinspirasi dari berbagai tokoh baik barat dan timur, seperti Nietzsche, Jalaluddin Rumi, Mahatma Gandhi dan sebagainya. Bahkan tokoh-tokoh tsb ada di dalam puisinya Iqbal. Ia merupakan cendikiawan, dan ulama.

Konsep eksitensialisme nya berakar pada, Huidi (Ego kecil) dan Huada (Ego besar). Di mana penjelasan di sini dalam tahap Huidi. Baginya hidup di dunia ini tidak ada tujuan (anti-universialitas) sebab dunia adalah tempat yang absurd dan paradoks. Hidup manusia adalah evolusioner, dan tujuan diciptakan oleh manusia itu sendiri. Misal, kita dulu dikasih uang 1000 sangat senang utk jajan, namun ketika besar uang segitu amatlah kurang berguna. manusia adalah pembuat takdirnya sendiri demi pengembangan individualitasnya, makanya semakin dewasa mungkin saja kita terheran-heran trhdp perubahan pd orang lain maupun kita. Ego sendiri adalah suatu pengalaman batin atau aktivitas dalam pemahaman individu, hanya diri sendiri yang dapat mengerti jika dijelaskan pada orang lain, orang lain pun hanya memahami scr verbal bukan batin (itulah ego yg bekerja). Ego bergerak pada dasarnya ada dua: kebebasan dan kreatifitas (ijtihad dan berakhirnya risalah). Ego juga bisa disebut kesendirian yang esensial.
Tahapan dalam ego manusiapun bertahap dan bergerak terus hingga sampailah menuju insan kamil dan khilafah. Di bawah setan, setan, timbuhan, hewan, manusia, insan kamil, kemudian khilafah.

Perbedaan eksistensialisme relijius dan atheis terletak pada kepercayaan kpd sang khalik dan tidak. Konsep atheis, mengatakan jika ingin benar-benar bebas secara eksistensi manusia harus lepas dari paham-paham ketuhanan atau yang memperbudak dirinya. Namun, jika konsep relijius, mengatakan jika kebebasan adalah ketika bisa bersama dan berhubungan dengan Tuhan. Sebab bagi konsep relijius, hidup di dunia masih terikat oleh batas-batas, batas paling jelas adalah kematian, dan batas kecilnya pun berbuat pelanggaran hukum, kehendak pun merupakan bentuk kebelengguan manusia atas dirinya. Maka oleh sebab itu dengan berhubungan dengan Tuhan maka kebebasan sejati benar dapat diraih.

Bagi Iqbal hidup itu hanya dua pilihan, menghancurkan Ego atau memilih/meneguhkan Ego. Dalam kehendak manusia ia memiliki actus (aktualisasi) dan potensia (potensi). Potensia berhubungan dengan spiritual yang tanpa batas (manusia bisa jadi apa saja) dan actus merupakan sistem inderawi material atas kehendak dari perbuatan manusia itu sendiri (aktualisasi potensia).
Sekian, terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d