Ku ingin rebahkan segala peluh dalam rusuk,
Namun semesta berbisik tanya,
Mengapa angin selalu membawa qalbu menjadi pilu?
Inikah akhir dari siasat kisah?
Hanya menunggu lambaian angin menyentuh nyiur pantai,
Menjadi beliung luka yang memporak-poranda.
Akankah nanti angin bersemai dengan nafasku?
Baik, dan mengalir bagai nadi?
Ku ingin sekali lagi, rebahkan kembali peluh agar ia berdamai menjadi rindu.
Namun semesta berbisik tanya,
Mengapa angin selalu membawa qalbu menjadi pilu?
Inikah akhir dari siasat kisah?
Hanya menunggu lambaian angin menyentuh nyiur pantai,
Menjadi beliung luka yang memporak-poranda.
Akankah nanti angin bersemai dengan nafasku?
Baik, dan mengalir bagai nadi?
Ku ingin sekali lagi, rebahkan kembali peluh agar ia berdamai menjadi rindu.
25.05.19
Comments
Post a Comment