Skip to main content

Alegori Pagi



Aku memandangmu dari kejauhan tanpa purnama,
Lantas haruskah ku kayuh sepeda penuh gelap menerpa?
Di kejauhan rindu bagai sampan tak bertuan,
Apa dayaku kekasih? Di atas roda dua kini aku hanya mengayuh,
Apa ia mendekat atau menjauhkan?
Aku memandangmu yang berada di suatu rumah dengan pohon rindang besar di atasnya.
Bolehkah ku ketuk? Sambil menikmati siul burung di depan rumahmu yang bagaikan kejora bersuara?
Beberapa ranting berserak rumpah ruah,
Apa kau mengalami kemarau?
Tiada manis memangku engkau?
Percayalah kekasih, semua yang di muka bumi ini  hanyalah lukisan-lukisan benakmu yang tak pernah tau apa hakikatnya.
Inilah kemarau, rasa rindang yang kau campakkan
Dini ini kian mengikis, meredupkan jiwa
Tapi aku ingin sekali menjadi bagian siul indah di depan rumahmu,
Percayalah, di dalam dirimu tak ku temukan kata manis, dan kamus tak mampu mengungkapkan kata yang lebih dari manis,
Kau mengetahui inilah derma rasa,
Pada penikmat subuh di pagi buta.
11.05.19

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...