Skip to main content

Ingatan Filsafat: Stoikisme


Ingatan Filsafat: Stoikismel

Oeh FF


Stoik pertama kali mendengar dari buku garapan Manurung (kalo ga salah) pada kehidupan sehari-hari. Tentu mendengar Stoikisme ini lalu terbesit kalau isme yang satu ini, apakah menjadi trend dan cocok untuk kehidupan saat ini?


Setelah saya belajar dari Pak Faiz megenai Etika dari Stoikisme memang cukup relevan. Terutama milenial yang sangat rentan terkena anxiety, insecure dan sebangsanya. 


Menurut ringkas saya mengenai Stoik pada dasarnya berawal dari pemahaman bila hidup ini kita sudah diatur Tuhan dengan segala apa yang teerjadi. Kita hanyalah aktor dengan Sutradara Tuhan, kita berada pada suatu medium besar dan diri kita hanyalah bagian kecil dari itu. Lebih mengarah pada Pantheime, di mana kita berada d dalam Tuhan dengan segala yang ada di alam semesta makanya kita harus selalu menghargai alam dll. 


Pada hal tersebut terangkum jika manusia tidak bisa mengubah sesuatu yang di luar jangkauan kita. Kita hanya bisa berupaya sebaik mungkin melakukan sesuatu yang terbaik, tanpa mementingkan hasil. Sebab hasil berada dalam lingkup upaya kita. Menurut Stoik juga untuk mendefinisikan jahat atau baik itu tidak usah ribet atau belibet. Akal jernih kita bisa merasakan apa itu baik atau jahat yang kita lakukan. Biasanya sesuatu yang baik memang membutuhkan effort dan dilatih. 


Intinya kita bisa mengatur seluruh dunia semak kita tapi kita bisa melakukan yang terbaik dengan hal kecil dengan apa yang kita bisa. nah di sini dibutuhkan self-preventation yaitu  meskipun kita tahu segala hidup sudah ditakdirkan oleh Tuhan namun di dalam pola kehidupan ini kita pasti selalu ingin bahagia. Menurut Storik kebahagiaan itu hadir karena kebijaksanaan. Nah bijaksana ini menjadi alat kita untuk terus melakukan yang terbaik dengan target jangka pendek atauoun jangka panjang, Kita ga ditugaskan untuk menang atau kalah, tapi diwajibkan melakukan yang terbaik pada hal yang dilakukan. Pasti kita juga akandapat hasil yang terbaik dalam prosesnya. Bahkan ketika kita menonton film pun hanya menikmati proses bukan hasil. Sungguh pemikiran Stoik ini memang memiliki nilai yang Islami, kalo dalam agama Islam ada Asyhariah di mana hidup semua itu tidak diatur begitu sunatullah saja tapi ada nilai InshaAllah jika Allah menghendaki,. Sekian, terima kasih. 

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Ingatan Filsafat: Hafiz Razhi - Cinta Ilahiah

Ingatan Filsafat: Hafiz Razhi - Cinta Ilahiah Oleh FF Cinta ilahiah sangat berpengaruh dalam menjalani dan memandang kehidupan manusia. Sejatinya manusia lahir dengan membawa cinta murni. Cinta Tuhan kepada manusia disimbolkan dari air susu Ibu. Kehidupan yang semakin dewasa mengotorinya, sebab kebaikan selalu hadir saat manusia lahir.  Manusia dalam memandang hidup idealnya berpegang teguh pada cinta. Karena dalam cinta kita memandang kehidupan selalu punya arti dan positif. Tanpa cinta dalam hidup, kita hanya memandang kehidupan selalu penuh kecurigaan, menganggap adanya soudzon atas apa yang terjadi pada diri kita. Bukankah melelahkan? Apalagi jika dipandang hidup ini terlalu singkat. Perjalanan hidup kita lahir dari satu tragedi ke tragedi lainnya berdasarkan jenjang umur. Cinta tidak bisa ditunggu harus kita pahami dan wujudkan sendiri. Lagipula memandang cinta dalam logika merupakan wujud yang sia-sia. Karena cinta tidak bermuara di sana, ia ada dalam titik terlem...