Di lentera kepala yang padam, tak terjangkau nama-nama terdahulu. Gersang debu malam menghiasi jalan-jalan di kepala. Tapi tetap ku cari engkau, pada padang pasir tanpa jejak, lautan bergeliat tanpa ombak, tetesan nisbi air hujan kian mengering, sampai nelayan-nelayan tua kehilangan sampannya. Kemudian aku bertanya, di mana ia yang pernah singgah dan meninggalkan jejak seabadi ini?
Tatkala tanya diiringi sambut badai kelam dan pelangi bersahutan. Kini malam bertawaf di atas kepala, membantu aku atas resah nama-nama, hingga pagi menggulma kembali..
Comments
Post a Comment