Skip to main content

Rendi Story (Terbisik 6)



Sore itu terlihat cerah namun hal itu tidak secerah perasaan Rendi. Rendi masih penasaran kenapa Tody bisa tahu tentang kejadian tempo hari. Tody masih memancarkan senyuman misterius. Membuat Rendi semakin bertanya-tanya.


“Kau penasaran Ren? Haha, itulah gunanya sahabat Ren, Aku ini bisa tahu keadaanmu dari wajahmu yang culun itu” Tody mendengus dan membuyarkan wajah heran Rendi.

“Aku tahu dari Caca Ren. Tapi intinya kau harus semangat lagi lah Ren!!” Tody terus menerus menghibur Rendi, meskipun Tody tahu tidak mudah untuk menghibur temannya itu.


Rendi memancarkan sedikit senyumnya. Ada sesuatu yang didapat Rendi pada omongannya. Hari itu senja berakhir dengan hikmat.

Keesokan harinya Rendi mulai berangkat kuliah bersama Tody. Jalan yang dulu harus ia putar untuk menemui Monika, sekarang tidak dilewatinya lagi. Rendi memilih jalur cepat menuju kampusnya bersama Tody.

Aktivitas itu berangsur rutin beberapa hari ke depan. Semenjak itu, Monika berangkat kuliah sendirian. Hari pertama memang tidak membuat resah Monika. Perlahan tapi pasti Monika merasa kehilangan, hatinya masih abu-abu untuk menerjemahkan rasa kehilangan itu. Setiap pagi Monika berjalan sendirian, bagi Monika mendefinisikan perasaan adalah hal yang tabu baginya.

Monika tahu bahwa dia wanita yang populer di kampus. Banyak laki-laki yang dekat padanya. Monika tahu betul bagaimana laki-laki yang mendekainya, bahkan sudah hafal bagaimana cowok tersebut mencari perhatian padanya. 

Tapi sudah lewat seminggu, Monika seperti merasa kehilangan, waktu yang akhirnya menyadarkan dia. Monika kehilangan sosok Rendi di pagi hari. Dia ingat Rendi di kala jam tangan cokelat tuanya jatuh di bawah pohon cereme. Di usaplah jam itu secara perlahan. Benar, Ia kehilangan Rendi. 

Perempuan tetaplah perempuan, sedalam apa yang mereka rasakan, mereka sangat pintar menyembunyikan perasaannya. Hingga pada akhirnya ego Monika mulai sampai batasnya. Sudah sepuluh hari terhitung Monika dan Rendi tidak pulang sekarang.

Di persimpangan jalan depan gedung fakultas, Monika berjalan pulang dengan sebuah buku digenggamannya. Ia melihat Rendi sedang berjalan bersama Tody sekitar jarak 150 meter. Monika sedikit berlari menemui mereka. Rendi yang masih asyik mengobrol dengan Tody mengenai topik jomblo, tidak sadar bahwa Monika mendekatinya.


“Rendi, ren...” Monika menepuk pundak Rendi, nafasnya sedikit tersengal lucu.

Bersambung

Maaf teman-teman saya pending ceritanya sampai sini dulu, saya akan menggarap Cerpen lainnnya. Semoga cepat selesai dan menarik kembali :)

Comments

  1. wah, kependekan. endingnya juga ngegantung banget. Tapi yaudah lah, sukses bro buat cerpennya Ditunggu lanjutannya. Oiya, salam kenal!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d