Skip to main content

Rendi Story : Love (Terbisik 4)




Pagi itu membuat Rendi tidak bersemangat, saking tidak bersemangatnya saat di tengah  jalannya perkuliahan, ia hanya mampu menatap pemandangan keluar dari jendela. Mungkin hampir semua perkuliahan hari itu hanya sedikit yang tersangkut dipikirannya. Tody yang sedari tadi duduk di samping Rendi pun menaruh rasa penasaran yang mendalam terhadap Rendi. Hingga tibalah jam terakhir usai. Rendi langsung bergegas membereskan tasnya dan menuju keluar tanpa memperdulikan Tody yang sedari tadi memanggilnya saat jam perkuliahan usai. Rendi tidak fokus pada hari itu, namun apa boleh buat, Rendi tenggelam oleh cintanya sendiri. Tenggelam dan menyesakkan tanpa diketahui sedalam apa cinta yang Rendi rasakan.

Tody mengejar Rendi sampai keluar kelas.




“Ren, ren.. tunggu aku bentar Ren..!” ucap Tody setengah berteriak memanggil Rendi.

“Ren, aku mau kasih tau kamu info penting Ren.. tunggu akulah!” ucapnya kembali sambil menepuk pundak Rendi.

“Eh, iya Tod ada apa? Aduh sorry, gw kok linglung ya hari ini..” jawab Rendi sambil menggaurk-garukkan kepalanya.

“Ah kau ini, ku perhatikan dari tadi wajahmu sendu kali, liat tuh mendung muka kau..” ujar Tody.

“Masa sih? Gak ah...” jawab Rendi sambil mencoba memperbaiki raut wajahnya.

“Ah kau, tak bisa bohong sama aku. Kau itu bukan linglung, namun sedang jatuh cinta dengan cintanya yang tak kau jumpa lagi itu ya?” tanya Tody seperti ia telah tau semuanya.

“Bisa aja lo dy, ya adalah dikit mah. Ada apa emang manggil-manggil gw?” tanya Rendi dengan heran.

“Kau pasti bertanya-tanyakan, kenapa tak melihat Monika lagi di kampus akhir-akhir ini?” ucap Tody membuat Rendi penasaran.

“Eh iya, kenapa emang? Lu tahu? Dimana emang sekarang Monika?” tanya Rendi sedikit meracau karena penasarannya.

“Sabar, sabar.. biarku jelaskan padamu Ren..” jelas Tody kepada Rendi.

“Jadi gini, Monika itu sakit demam dari kemarin. Kau tidak perlu tau aku tahu dari siapa, yang penting saran aku. Kau jenguklah dia di kostnya jangan kau tunda-tunda, bisa bahaya nanti. Pokoknya kalau bisa hari ini kau ke tempatnya.” Jelas panjang lebar Tody kepada Rendi.

“Wah gitu ya Tod, oke-oke deh, gw duluan ya.. makasih atas kabarnya” ucap Rendi sambil berlalu, menuju tempat Monika.



Rendi berlari menuju kost Monika. Di tengah jalan dia lupa, kalau dia seharusnya membelikan obat untuk Monika. Naman sayang sungguh sayang, setelah dompetnya di cek, ia hanya memiliki uang pas-pasan. Lalu dia berinisiatif untuk membelikan obat dan makanan untuk Monika. Rendi menuju tukang jamu dekat dengan kampus dan seporsi bubur ayam. Uangnya habis untuk Monika.



“Yah setidaknya Monika bisa sehat dan melihat perjuangan gw..” ucapnya dalam hati sambil tersenyum dalam perjalanan menuju Monika.



Jamu dan bubur yang dibungkus oleh plastik digenggamnya selama perjalanan. Dia tidak sabar untuk bertemu Monika. Sudah sering sekali ia lewat kost-kostan Monika, namun Rendi tidak tahu dimana tempat Monika tinggal. Untung saja ada penghuni kost lain yang sedang berada di luar.


“Mbak..mbak maaf numpang tanya, kamar Monika tahu gak?” tanyanya Rendi dengan sopan.

“Oh Monika, itu mas naik ke lantai dua dan paling pojok kiri itu kamarnya mas.. masuk aja. Mbak Monikanya juga lagi di kamar. Lagi sakit.” Ujar perempuan tersebut.

“Oke mbak, makasih ya mbak..” ucap Rendi sambil berlalu.


Rendi melangkah, menuju kamarnya Monika. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang seperti ada perasaan gugup yang menghantui Rendi. Tepat di depan kamar Monika, dia mengetuk-ngetuk pintunya.


“Monika, monika..” ketuk pintu Monika yang sedikit terbuka.

“Iya, siapa ya.. masuk aja..” sahut Monika dari dalam dengan suara lemah.

“ini aku Rendi, hmm.. kebetulan aku lewat sini. Mau mampir aja Mon..” ucap Rendi. Kemudian dia membuka pintu.


Rendi terkejut, di dalam kamarnya ada seorang pria yang sedang menyiapkan makanan untuk Monika. Rendi menjadi lebih gugup dan lemas seketika. 


“Kenapa Ren? Masuk aja sini..” ucap Monika dengan tidurnya di kasur karena sakit.

“Eh ini,, aku..anu.. apa? Aku dengar kamu sakit ya, jadi aku bawa jamu buat kamu.” Ujar Rendi sambil menaruh jamunya di atas meja.

“Mas, nda usah repot-repot e, barusan saya juga bawa obat nih..” sahut pria tersebut terhadap Rendi.


Rendi yang masih berdiri di depan pintu pun, merasa tak tahan lagi.


“Gak apa-apa mas buat tambah-tambah obat Monika biar cepat sembuh.” Jawab Rendi, sambil tersenyum kecut.

“Ren di tangan kamu itu, buat aku juga kan? Asikk..” ucap Monika sambil tersenyum.

“Aduh, Mon meskipun kamu sakit. Kamu masih tetap bisa menghanyutkan perasaanku.” Ujar Rendi dalam hati.

“Eh.. ini, gak. enggak kok, kamu kan mau makan tuh udah disiapin masnya. Ini buat Tody kebetulan aja dia nitip, yaudah aku pamit duluan ya.. aku buru-buru nih Mon” ucapnya Rendi sambil menahan sakit di hatinya.

“Eh yaudah deh kalo kamu buru-buru mah, hati-hati yah Ren” sahut Monika masih terduduk di atas kasur.

“Iya..” jawab Rendi singkat kemudian dia berlalu keluar.


Ada perasaan aneh di kamar tersebut yang membuat Rendi harus buru-buru keluar dari kost-kostan Monika. Ya, perasaan aneh yang menyakitkan di dada Rendi. Rendi pulang berjalan gontai, bahkan lebih banyak melamun. Sampai akhirnya dia menyebrang jalan, dan bunyi klakson mobil kencang dari arah samping kanan, membuat Rendi tersentak dan kaget, lalu menjatuhkan bubur yang digenggamnya. Rendi berlari ke sebrang jalan dengan terburu-buru.


“Bodoh..!!” ucap pengendara menghakimi Rendi.


Ya. Rendi memang bodoh, bahkan ia mengakuinya dalam hati. Buburnya jatuh, tercecer ditambah lembek pula. Begitu yang dirasakan Rendi selama perjalanan. Jatuh cinta sendirian membuat Rendi terbang sendiri, sehingga ia melupakan nilai-nilai logika yang ada di dalam dunianya. Dunianya bukan FTV. 


“Mana mungkin seorang Rendi bisa jatuh hati terhadap Monika, jauh sekali! Tolol kau Rendi, Tolol. Masih banyak laki-laki yang lebih pantas untuk menjadi pasangannya. Apalagi lo liat sendiri kan di depan mata lo ada sesosok laki-laki yang menemani Monika. Bahkan terlihat lebih keren daripada elo yang cupu gini.” Ujar Rendi dalam hati dan berbicara pada dirinya sendiri.


Memang dunia Realita tidak seindah negeri dongeng atau-pun FTV kesukaan Tody. Dunia ini penuh kelogikaan. Namun cinta membuat dunia nyata ini seakan menjadi butiran-butiran mimpi. Sehingga manusia mampu membangun dirinya sendiri menjadi lebih baik. Tapi Rendi sudah jatuh terlalu dalam, bahkan kejatuhannya tanpa diketahui oleh Monika. Dia jatuh sendirian, dan sakit sendirian pula. Meskipun Rendi sakit hati dia tetap menahan dan tegar dalam penampilannya. Karena baginya, pria adalah kaum adam yang paling berego dan kuat. Jatuh cinta sendirian memang menyakitkan, Monika tidak pernah tau akan perasaan Rendi. Namun Rendi juga sudah siap dengan resiko jatuh cinta sendirian. 

Benar, cinta adalah anugrah, siapa pula yang dapat menolak cinta jika ia datang tiba-tiba dan menghantui setiap umat manusia? Dia menjelma menjadi perasaan yang abstrak. Namun, cinta hadir itu untuk disampaikan, bukan hanya dipendam dan dikubur. Mati begitu saja.

Bersambung

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d