Dari ufuk timur terbit lah mentari,
Di wanginya embun abu-abu dia membisikkan,
Kata cinta yang belum pernah tersampaikan,
Perlahan membawa diriku kembali ke masa silam,
Saat kita berlari menuju matahari tenggelam,
Cinta menjadikannya air yang membasuh dalam cerminan sukmaku,
Adakah hari lain untuk hari ini?
Kita berada dalam peraduan cinta tanpa batas.
Kebahagiaan besar dalam hati,
Tapi, ada suatu masa ku melihat matamu berlinang air mata,
di ujung tangan, aku basuh air lembut dalam kesucian.
Adakah malam ini habis? meski baru saja rembulan bersinar?
Aku berada dalam pejalanan panjang menuju horizon gelapnya lautan,
Menjemput bintang yang kita tuju pada suatu malam,
Serta kerinduan yang menyerbak dalam cakrawala langitu kebiruan,
dan aku masih dalam perjalanan untuk memeluknya.
18.01.2022
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.
Comments
Post a Comment