Heningku.. Gemamu diam mensucikan dari kotoran siang hari Kau mengajakku kembali ke masa diammu.. Aku terpejat, dalam buaian memori Heningku.. Temani aku selalu dalam kesedihan yang semu.. Semakin teringat pekat debu dalam rindu Hatiku terasa terbunuh hunusan pisau tepat dalam ulu Tuhanku, Biarkan aku melukis sisa-sisa kanvas kebahagiaan yang kosong.. Kuisi dua merpatiku serta satu burung daraku.. Melangkah maju, dan berharap cinta beserta selalu.. Hanya kau Tuhanku.. Yang mampu mengabulkan doaku, Dan Hening, Tinggalkanlah aku secara perlahan.. ...
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.