Oleh Iman Budhi Santosa
Spiritualisme Jawa merupakan buku yang menelaah kebudayaan dan masyarakat suku jawa. Buku ini dari buah penasaran saya juga tentang kejawen, lalu lestari di berbagai agama, kemudian menjadi sebuah aliran tersendiri.
Pokok ajaran kejawen itu terlihat dari gaya hidup masyarakat jawa yaitu, kebersamaan, spiritualisme, dan kemanusiaan. Masyarakat Jawa sangat ingin lestari dengan lingkungan /alam, mereka tidak mau ada ketidak seimbangan. Oleh karena itu mereka mempertentangkan keributan dengan pihak lain. Mereka lebih suka dengan keharmonisan, makanya ada istlah bener "Bener ora pener" artinya benar belum tentu bijaksana. Makanya mau masyarakat jawa itu bener atau salah dia akan mengalah jika ada yang lebih "ngotot".
Dari representasi masyarakat di atas, begitu juga ajaran kejawen tingkatan spiritualisme tertingginya kasunyatan. Kejawen ramah terhadap beragam Agama karena ia lentur dan sifatnya seperti air, tidak menentang, dan bisa beradaptasi sesuai kondisi. Begitu terlihat pada zaman Hindu-Buddha kerajaan, Kejawen juga menerima karena kesamaan darma, bahkan lebih damai daripada di tempat asalnya untuk Hindu-Buddha. Begitu juga Islam yg bs beradaptasi dengan syukuran, tumpeng, kesenian wayang. Para Wali juga masuk dan diterima oleh masyarakat jawa, apalagi dengan tidak adanya sistem kasta.
So, kejawen itu ide (semacam filsafat tapi bukan) kehidupan orang jawa yang disarikan dari berbagai nilai yang diyakini tepat pada roda zaman, sehingga bisa diamalkan di kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada spiritualisme. Dia juga bukan filsafat macam barat, karena ajarannya itu via oral, ada yang ditulis dan tidak.
Ya begitulah kira2, meski buku ini lebih lengkap tapi saya cuman paham sampe situnya aja. Terimakasih.
Comments
Post a Comment