Skip to main content

Ingatan Buku: Laki-laki Memang Tidak Menangis Tapi Hatinya Berdarah, Dik


Ingatan Buku: Laki-laki Memang Tidak Menangis Tapi Hatinya Berdarah, Dik
Oleh Rusdi Mathari

Saya kenal buku beliau dari sebuah tulisan di mojok.co kemudian ke buku "Pintar saja tak punya, apalagi bodoh". Sebelum akhirnya beliau sudah selesai dengan kerlap kerlip dunia.

Buku terakhir almarhum ini, menjadi sebuah penutup tulisan tentang afeksi perasaan seorang laki-laki, betapa melankolinya beliau terhadap perempuan dan lingkungan sekitar. Melalui visual, pandangan mata kemudian ia berkontemplasi pada setiap perasaan yang terjadi. Saya pernah merasakan ritme itu, seakan semesta memeluk diri, berirama pada ingatan masa kemudian menari-nari di dalam imaji.

Aku paham tulisan yang mengantarkan pada metafora-metafora seakan menjadi "lebay", namun berbeda pada buku ini, justru di dalamnya penuh kesederhanaan, dan keromantisan. Apa itu "Alay"? seolah tiap kata-kata buku ini membawa saya kembali pada setiap bayangan gambar diri. 

Itulah gambaran sisi feminim dari seorang laki-laki namun tetap terasa maskulin dan elegan. Memang pada setiap masa menulis menjadi salah satu sebuah jejak hidup dan refleksi diri. Kita tidak pernah benar-benar tenggelam kecuali dalam cinta.
Terimakasih,
Alfatihah untuk Almarhum.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...