Ingatan Buku: Laki-laki Memang Tidak Menangis Tapi Hatinya Berdarah, Dik
Oleh Rusdi Mathari
Saya kenal buku beliau dari sebuah tulisan di mojok.co kemudian ke buku "Pintar saja tak punya, apalagi bodoh". Sebelum akhirnya beliau sudah selesai dengan kerlap kerlip dunia.
Buku terakhir almarhum ini, menjadi sebuah penutup tulisan tentang afeksi perasaan seorang laki-laki, betapa melankolinya beliau terhadap perempuan dan lingkungan sekitar. Melalui visual, pandangan mata kemudian ia berkontemplasi pada setiap perasaan yang terjadi. Saya pernah merasakan ritme itu, seakan semesta memeluk diri, berirama pada ingatan masa kemudian menari-nari di dalam imaji.
Aku paham tulisan yang mengantarkan pada metafora-metafora seakan menjadi "lebay", namun berbeda pada buku ini, justru di dalamnya penuh kesederhanaan, dan keromantisan. Apa itu "Alay"? seolah tiap kata-kata buku ini membawa saya kembali pada setiap bayangan gambar diri.
Itulah gambaran sisi feminim dari seorang laki-laki namun tetap terasa maskulin dan elegan. Memang pada setiap masa menulis menjadi salah satu sebuah jejak hidup dan refleksi diri. Kita tidak pernah benar-benar tenggelam kecuali dalam cinta.
Terimakasih,
Alfatihah untuk Almarhum.
Comments
Post a Comment