Skip to main content

Ingatan buku: Lingkar Tanah Lingkar Air



Ingatan Buku: Lingkar Tanah Lingkar Air
Oleh Ahmad Tohari

Di antara kesibukan yang tidak jelas, masih saja saya selesaikan berbagai bacaan buku. Meski semangat menipis tidak seperti tahun-tahun lalu. Ada kegamangan ketika membaca, namun tidak ada di kolam yang tepat. Untuk apa saya baca? Jika tidak ada nilai praksis dan berbagi pada yang sehobi? Meski disini mengobati juga sih, semoga berarti.

Jarang saya membaca buku fiksi, bukan karena sok atau apa. Tapi saya minim referensi. Selagi ini, saya baca saja buku-buku yang tidak pernah saya buka dari zaman kuliah. Oh ya, ternyata buku ini sangat keren dengan gaya penceritaan yang sederhana.

Amat, nama tokoh utamanya. Kita diajak mengenal situasi di mana Indonesia belum merdeka dan sesudahnya. Tapi dari perspektif orang pesantren yang sama-sama ingin merdeka, seperti orang-orang republik (politik).

Amat menjadi gambaran penting bagaimana kelompok atau organisasi tidak serta merta menenggelamkan semua pribadi manusianya dalam satu baris. Ada juga yang masih punya moral lain dan ikut organisasi karena "terpaksa" meski masih berada dalam satu bendera.

Di buku ini kita diajak menyelusuri bau-bau lembah tahun 1920-1960an, desa-desa, wah pokoknya tulisannya benar2 masuk dalam afeksi dah. Bagaimana amat bertahan hidup dan membantu kemerdekaan. Kemudian nasib dia selanjutnya saat Indonesia merdeka.
Sekian, terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...