Oleh FF
Sebelum kita sadar bahwa fase dalam hidup tentangg mengarungi kesepian dan kehidupan merasa penuh rekayasa tanpa kita tahu apapenyebabnya, Herbert Marcuse sudah memikirkan hal ini dalam kritik modernismenya. Kenapa sih, kita suka banget mengusir kesepan dengan konsumsi? atau apa kita sering mengidentifikasi kelas dari apa yang kita konsumsi? secara tidak sadar kita perlahan sudah mendestruktif kemanusiaan pada aspek di luar diri kita melalui teknologi. Teknologii yang harusnya membuat kita merasa lebih aktual dalam menjalankan kegiatan malah menjadi bentuk ketergantungan yang mapan, apalagi teknologi tersebut dimiliki oleh produsen tertentu yang cenderung berharap keuntungan atau monopoli kehidupan.
Pada dasarnya manusia berdimensi 1 berpacudalam keadaan kesadaran manusia modern yang cenderung lebih suka mengidentifikasi diri melalui konsumsi demi konsumsi. Sadar ga, ketika kita membeli barang sesuatu pasti kita juga butuh konsumsi rantai agar dapat barang yang kita pakai cenderung lebi powerfull, seperti handphone butuh case, charger cepat, powerbank, kuota, pulsa, langganan netfli dan sebagainya.
Akhirnya kita yang melayani teknologi bukan malah menuju kemajuan. Jadi, menurut opini saya film terminator ya sudah berlangsung sampai saat ini. Apa yang kita tahu, semakin kita terikat oleh teknologi semakin kita ga mengenal diri dan semakin kita merasa teralienasi atau kesepian, sehingga kita butuh selalu konsumsi untuk merasa "penuh" padahal itu hanya perasaaan semu. Pada akhirnya teknologi tidak membuat kita merasa tenang namun semakin merasa gelisah karena banyak benda yang kita miliki, oleh karena itu banyak konsep alternatif kehiduppan pada zaman post modern ini, sepetii hidup minimalis oleh Jay, dan sebagainya.
Jika pada pemikiran kritis filsafat pada agenda settingnya, kritis kesadaran harus terus berubah seiring dengan berjalannya waktu namun pada zaman sekarang orang udah ga bisa bedain komunisme china dan kapitalis barat, karena semua pada efek globalisasi. Pada saat itu Kant kritik terhadap dogmatisme ke arah rasonalisme, kemudian datang hegel dikritik bahwa rasionalisme tegantung pada masa itu hadir, tempat dan budayanya lalu menjadi historisme, kemudian karl marx hadir bahwa rasionalisme hadir bukan cuma hanya teori tapi harus bisa dipraktekkan sesuai dengan kondisi lalu digantikan dengan praksis, tidak lama kemudian hadir freud yang melawan jika setiap akal yang dipraktekkkan memiliki kecenderungan dipakai sesuai dengan kepentingan dan hasratnya.
Pada akhirnya kritik modern ini hanya menjadi subyektifitas reflektif di mana belum ada pemikiran tandingan terhadap ujung konsep kehidupan modern. Ada penulis bilang bahwa modern menjadi ujung dan puncak era, tidak bisa dilawan karena semakin dilawan modernisme akan perlahan mengakuisisi pemikiran tersebut dengan kecenderungan sendiri.
Terima kasih.
Comments
Post a Comment