Sedang iramanya mengalun,
Udara subuh jelang fajar masih mengaduk,
Selimut matamu menutup dan menghangatkan diri.
Teringat masa-masa itu,
saat kita masih berdua bertatap candu.
Meski sedetik kita berpapas,
beranak pinak senyum mu dalam benak,
Kemudian matamu masih melahirkan puisi-puisi.
08.04.21
Comments
Post a Comment