Skip to main content

Ngaji Filsafat: Konfusiusisme (Etika Politik)

Ngaji filsafat: Konfusiusisme
Oleh FF

Konfusiusisme merupakan salah satu keyakinan dan filsafat besar di Bumi Tiongkok. Sampai saat ini kepercayaan ini secara prinsip dipegang teguh oleh masyarakat nya sehingga negara ini salah satunya yang memiliki etos kerja tinggi, dan negara maju.

Inti ajaran ini adalah pemberadaban diri, atau membekali diri dengan moral yang baik. Sebab filsafat ini tidak memberikan oposisi antar subyek  vs obyek, melainkan menekankan moralitas dan etika politik. Bagi ajaran Konfusiusisme/konguchu ajarannya, hidup ini asam maka harus diseimbangkan dengan tataran moral agar hidup bisa adil. Sebelum Humanisme berkembang di Barat ternyata Konfusiusisme sudah berbicara tentang kemanusiaan yang bersifat terapan atau pengajaran, bahkan sebelum Socrates mencetuskan meskipun ia melalui jalur mistisme (dunia ide).

Daalm filsafatnya dalam kontribusi politik bermasyarakat manusia harus berupaya mengubah atau membentuk moral yang baik dari individu, kemudian merubah sekitar, barulah mencapai negara. Tata ajaran moral Konfusiusisme berpokok pada 8 ajaran budinya. Apa yang dimaksud budi? Ialah orang yang mampu menerapkan ilmu, dan membagikan ilmunya kembali. Sebab menurut filsafat nya manusia teralhir baik maka ia harus semakin baik (persis romantisme Rossou). Kemudian, kebaikan haruslah dijemput bukan ditunggu, maka etos kerja keras diterapkan di sini. Berbeda dari Taoismn.. filsafat ini harus berlaku adil bukan semata-mata baik saja. Jika orang berbuat baik maka tetaplah perlakuan baik, namun jika ada org yg bersikap jahat maka... Adillah. Nah kalo di Taoismn apapun itu harus tetap berbuat baik. Tapi bagi filsafat Konfusiusisme itu akan merusak tataran keseimbangan wu wei.

Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...