Skip to main content

Pada Kala Itu



Bau tanah kembali menyerbakan harumnya,
Secercah sinaran indahmu, mengalun merdu membisikkan rindu,
Tak pernah suara barat mengalunkan nada-nada saat senja dulu,
Aku pernah merasa cinta kala senja.
Saat kita tertawa dalam buai bunga,
Masihkah engkau mengingatnya?
Dalam cerita abadi kita..

Mungkinkah kini engkau dibawa angin timur,
hingga kau tersulut oleh bayangnya.
Masihkah ada, mawar mengindahkan.
Kisah aku dan dia selamanya.

Mungkinkah aku, tersesat dalam rindu,
Seperti lorong yang tak berujung.
Ataukah arah ini menunjukkanku padamu.
Cinta sejati dalam selimut tidur.

Kau yang bernama cinta,
Benarkah kau ada, disini ku merasakan gelisah.
Terpatungku dibuatnya, membentuk arah yang patah.
Hitam pekat tiada tara.

Malu diriku malu, seperti putri malu,
yang harus melungkup walaupun pun ku tahu dirimu.
Ku ingin dalam benak harapan itu tetap cerah,
Seperti kalimat-kalimat yang terbuai pada senja dulu.
Semoga kau dan aku, dipersatukan oleh waktu.
Dan Takdir Tuhan menyatukan
Dalam deru langkah yang sama


21.02.16

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha...

Bagaimana Jika?

"BAGAIMANA JIKA?" Dari sekian banyak kata, istilah, dan elemen yang membentuk kalimat, makna, rasa, emosi, serta menjadi penghubung dari satu semesta (diri) ke semesta lain. Mungkin aku tak bisa merangkai kalimat yang lebih baik dari apa yang sedang terpikirkan, tapi kuharap kamu mengerti. Ada satu kata magis, menjelma udara malam yang menemani banyak aktivitas dengan tatapan kosong: termenung. Frasa ini menyelinap tanpa permisi ke setiap khayal, lalu membiarkan kita membangun berbagai skenario di dalamnya. Frasa "Bagaimana Jika?" selalu banyak kuterakan dalam pola komunikasi dan khayalku, seolah menggantikan tubuh ini melayang di antara jutaan bintang-bintang. Bagi orang kota, "Bagaimana Jika?" adalah sihir pengusir waktu—saat di dalam kereta, atau sekadar menuntaskan hajat di kamar mandi. Bagi para peneliti, frasa ini menjadi kelinci percobaan dalam menemukan tabir dunia yang belum terungkap, yang kemudian mereka abadikan dalam nama penemuan-...