Siang terang berderang menitip luka pada sore hari,
Dikala hujan membumikan aroma patrichor,
Berdiri aku di pelantaran singgah ini, menitip pesan pada langit,
Karena langit dan bumi terpisah, hanya hujan yang menjembatani mereka.
Pesan gejolak jiwa dari hati manusia,
Angkara dan pilu menyelimuti batinnya,
Sebab ia lalai dari patuhnya sholat,
Sekarang ia berkawan angin,
Menunggu ajal menghampiri,
Tapi pesan langit tetap mengiringi, karena taubat adalah jalan yang pasti
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.
Comments
Post a Comment