Manusia diciptakan bermula dari
Adam. Kemudian Adam memohon kepada Allah meminta pasangan agar tidak sendirian.
Lalu terciptalah Hawa dari tulang rusuk Adam. Itu adalah bagian kecil yang saya
tahu bagaimana laki-laki dan perempuan tercipta.
Cinta?
itu adalah bagian dari kehidupan manusia, bahkan ketika Adam dan Hawa hidup di
Surga mereka merasakan cinta murni. Sebelum datangnya Iblis yang menggoda hawa
untuk mengambil buah Quldi kemudian Hawa menyuruh Adam untuk memakannya dan
terciptalah nafsu.
Saat ada mata kuliah menginjak semester dua untuk meneliti tentang
cinta. Saya baru tahu jika manusia mengelompokkan cinta dari berbagai jenis.
Terdapat cinta Eros yang merupakan cinta manusia pada pandangan pertama, Cinta
Ludus yaitu cinta yang bermain-main dengan obyeknya bahkan tidak ada keseriusan
di dalamnya, lalu Cinta Storge merupakan cinta yang muncul karena sebuah proses
yang membumi. Terdapat banyak hal lain yang mungkin tidak bisa saya sebutkan (malah jadi kaya makalah nantinya!!).
Lalu
jika dalam ilmu sains cinta merupakan proses pelepasan hormon/neurotransmitter.
Salah satu hormon yang dikeluarkan oleh tubuh adalah Dopamin. Yah begitulah
banyak orang yang menanggapi cinta pada perspektif bagaimana mereka
merasakannya.
Saya
mau bercerita tentang cinta yang saya tahu sejak kecil dan hal ini selalu
berubah sesuai dengan bertambahnya usia. Sejak kecil saya hanya mengenal cinta
kepada Ibu dan Ayah. Saya ingat ketika duduk di bangku sekolah dasar
banyak teman saya yang mengait-kaitkan cinta terhadap orang lain (lawan jenis)
mereka sebut dengan cinta monyet. Menurut saya itu sesuatu yang perlu
dihindari. Karena tidak mau cinta saya terbagi dengan orang lain, bagi saya
ketika sudah mencintai orang tua sendiri lalu berpaling ke orang lain itu akan
menimbulkan perasaan khianat. Makanya saat saya duduk di sekolah dasar, saya
sangat takut terhadap cinta kepada lawan jenis. Tapi pada akhirnya saya merasakan hal yang menakutkan itu, tapi entah kenapa rasanya candu. Ya..
ketakutan yang mencandu.
Seiring mendewasanya usia, saya
mulai menerima hal tersebut. Ketika saya berpikir untuk mencintai lawan jenis
muncullah pertanyaan lain. Apa yang dilakukan pria jika merasakan cinta murni
terhadap wanita terkasihnya? Dan saya mendapat jawaban MENIKAH. Lalu saya tidak mendalami tentang hal yang masih jauh dari
usia.
Seiring berjalannya waktu
mulailah saya mengenal jika menikah haruslah bersetubuh. Hal yang saya tahu dan
tidak memunafikkan, bersetubuh merupakan cara yang paling menjijikan (*bagi
saya dulu). Bagaimana bisa memasukkan alat vital antar tubuh? Itu sesuatu yang
menjijikan untuk orang pertama kali liat. Kata teman-temanku itu nikmat, saya
pikir bagaimana mereka bilang nikmat jika masing-masing dari temenku mengaku
tidak pernah ada yang melakukannya? Itu sangat aneh! Setelah saya sadari itu
merupakan bagian dari nafsu manusia.
Saat
saya mengetahui semua itu, ada perasaan aneh dan takut sendiri. Jika saya
membawa cinta murni saya untuk perempuan, lalu menikah? Maka setelah itu terjadilah persetubuhan, bukankah itu saya hanya melampiaskan nafsu belaka kepada
wanita yang saya cintai? Bahkan saya berpikir itu adalah sesuatu yang terasa
menyakitkan. Lebih lagi argumen saya saat itu hampir sama dengan statement
teman Soe Hok Gie dalam bukunya catatan seorang demonstran “Aku tak mungkin
mengawininya. Sebab kalau aku kawin aku tak tega menyetubuhinya. Paling banyak
aku cium” (Bun Som). Bahkan Soe Hok Gie berbicara ketika manusia bersetubuh apa
yang dipikirkannya adalah nafsu, bagian terkecilnya baru keturunan.
Maka oleh karena itu saya-pun
belajar untuk menelaah dari segi agama tentang pernikahan. Pada dasarnya, bahwa
pernikahan terjadi untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT yang lebih tinggi.
Jalaludin Rumi pernah bilang jika cinta adalah sesuatu anugrah yang diberikan oleh
Allah kepada manusia agar manusia tahu bagaimana rasanya mengasihi sesama dan
bagaimana manusia mencintai Tuhannya.
Dari banyak buku yang saya baca
secara tidak sengaja selalu mengaitkan tentang pengertian cinta yang membuat saya memiliki pengertiannya sendiri terhadap hal tersebut. Cinta murni
adalah sebuah pengorbanan manusia terhadap sesuatu dan tanpa berharap apapun
dari sesuatu tersebut dan hubungannya dengan nafsu itu jelas berbeda, nafsu
bergerak karena naluri yang biasanya di luar kodrat manusia lakukan (sedikit sama dengan perilaku binatang).
Sebenarnya
banyak hal yang ingin saya bicarakan lebih, jika ada waktu lain mungkin saya
akan membahas lagi dengan tema yang sama. Yang perlu saya ketahui adalah,
selama cinta itu ada di muka bumi, maka bumi dan kehidupan di dalamnya tidak
pernah mati.
19.11.16
Comments
Post a Comment