November kini berembun,
Berembun bersama malam menyentuh daku,
Cinta pernah bertutur kasihnya berada pada batas tepian malam dan pagi,
Namun tak menyentuh daku malam ini,
Ibarat lautan, daku bagai nelayan yang terombang ambing oleh kesunyian dalam hiruk pikuk godaan ombak selatan
Sayangku,
Memang biru ini tak bisa bertahan dengan jinggamu,
Makan daku bulan!!
Makan, telanlah aku mentah-mentah,
Karena daku perjaka malam yang tak pernah bisa hidup di lautan..
Dan perlahan menghilang,
Dan menguasai kenangan
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.
Comments
Post a Comment