Pada malam menjemput pagi, di sela-sela bintang bertahta mengiringi bumi. Aku terduduk sepi menyendiri menerpa rindu yang semakin tanpa arti. Diri ini beranjak dari kursi kayu yang tua nan pusat pasi, pintuku tertutup rapat seakan bayanganku pun hendak ku usir pergi.
Kemudian datanglah seorang pria muda dari luar pintu memanggilku “Hey kau yang di dalam kesepian! kenapa kau masuk begitu saja? Mengapa tak kau nikmati surga dunia yang di berikan Tuhan malam ini?”. Aku terhentak lalu diam dan bertanya “Apa pedulimu bangsat! siapa kau menggoda dari naluriku ini? Mengapa tak kau nikmati sendiri surga malam dari Tuhan Yang Maha Esa.” Dia menjawab “Aku tak bisa menikmati surga malam ini karena aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Wahai kau bujangan pecinta kesendirian, mengapa tak kau koyak ragumu lalu bantingkan risaumu!!” Ku terdiam lalu menjawab “Aku telah hilang dari sisi Tuhan. Aku tidak diperhatikan lagi, aku cemburu dengan mereka. Aku terbuang, aku ingin mencari perhatiannya kembali. Wahai pelita cahaya putih, mengapa kau tinggalkan daku dengan risau yang menciptakan badai di relung hati?! O kau yang di luar, mengapa tak kau risaukanku dan nikmatilah perhatian dari Tuhan kepadamu!”
01.07.16
Aku berteriak di gelap sepi padahal di luar penuh dengan rembulan beratap senyum bintang. Iblis merasukku berbisik mencoba bergelayutan di hatiku yang sedang kosong. Tapi perlahan Iblis terusir ketika Tuhan menghendaki dimana cintanya adalah cinta sejati dari hakikat roh yang mengikat pada diriku. Diriku yang di luar adalah perantara dari kasih-Nya yang sedikit terpancar. Pria muda di luar berucap “Jika kau merasa Iblis merasuki siapakah aku wahai pemuda?! Aku malaikat yang merekat padamu, aku penunjukmu di kala Iblis merasuki. Dimana mata hati tertutup akulah cahaya yang membimbingmu kembali ke jalan-Nya yang lurus penuh dengan cinta yang Maha Cinta. Sungguh cinta sejatimu adalah Tuhan-Mu, sungguh manusia selalu dilanda Iblis karena manusia bukan malaikat, dan bukan pula Iblis. Manusia punya keduanya. Manusia memiliki keduanya, jadilah kau salah satunya meski ada sisi dimana kau menjadi Iblis di dalamnya. Oh sungguh, manusia adalah makhluk yang kuat sekaligus rapuh. Oleh karena itu Hawa menemani Adam dalam taubatnya untuk menguatkan Adam dalam memimpin Bumi beserta isinya. Kau yang di dalam keluarlah nikmatilah segelas surga cinta kasih Tuhan padamu. Sungguh karunia dalam tubuhmu adalah bukti cinta kasih Tuhan kepadamu. Ranting pohon kian rapuh maka isilah bibit apel di dalamnya agar ia kembali mekar menjadi Pohon yang siap menahan angin segala penjuru. Sebab itu kau harus tabah dalam ibadahmu, kau harus ikhlas dalam segala pendulum beban dunia yang merangkap hatimu. Sungguh Tuhanmu Allah Yang Maha Esa, selalu ada di hatimu. Jika kau bersedia membukakan hati dengan Tulus setulus cinta Tuhan kepadamu.” Pria muda itu kemudian duduk kembali di kursi kayu tua nan pucat pasi sambil wajahnya terpana melihat langit malam itu. Aku kemudian perlahan berjalan keluar membuka kembali pintu yang sudah tertutup rapat mengisi kembali apa yang telah aku hilangkan. Temanku sekarang diriku, dan diriku tidak lepas oleh aku. Maka aku akan pergunakan diriku sebaik mungkin. Karena Tuhan menciptakan manusia selalu ada tujuan, bagai air yang mengalir sampai samudera haru biru. Aku buka lentera hati kemudian kunikmati kembali cahaya bintang dan rembulan dalam relung, kunikmati perlahan tiupan angin surga dalam belaian, bebaskanlah kau pecinta sepi! temukan cintamu ke dalam cinta-Nya.
Comments
Post a Comment