Skip to main content

Ingatan Buku: How to Respect Myself

Ingatan Buku: How to Respect Myself
Oleh Yoon Hong Gyun

Buku ini merupakan buku improvement diri yang saya suka.
Ga heran kalau buku ini laris di pasaran Korea Selatan, atau mungkin karena masyarakat Korea banyak yang mengalami krisis diri. Perihal krisis jati diri tidaklah mudah di era modern ini, semua serba cepat, mandiri, egois dan kebutuhan tersier yang semakin variatif seolah-olah kita menjadi masuk ke dalam kebutuhan primer, seperti pulsa, netflix, Spotify, YouTube premium dll. Sebab perasaan yang semakin individual inilah yang membuat manusia mengalami konsekuensi diri, seperti kesepian, overthinking dan sebagainya. Jadi perihal perasaan seperti ini mempengaruhi pola pikir, sikap dan prinsip manusia selama menjadi tua atau lebih dewasa. Menurut saya, orang kota yang lebih banyak mengalami fenomena seperti ini.

Nah, kenapa saya bilang bagus? Karena buku ini banyak mengutip, memetakan permasalahan diri secara terkini. Sehingga saya sebagai pembaca merasa relate dan dekat dengan bahasa yang dituang penulis. Buktinya saja, banyak sekali coretan stabilo di buku ini dan saya merasa harus baca buku ini hingga 2-3x karena tidak saja memetakan apa yang salah dan kenapa kita merasakan gejala krisis diri, tapi buku ini juga memaparkan bagaimana mengatasi dan belajar mencintai diri sendiri di masing-masing akhir bab atay sub-bab. Tentu saat ini saya merasa daya ingat yang tidak begitu oke, maka saya hanya bisa mengingat beberapa hal saja. 

Seperti penyakit ambivalen rasa, yaitu perasaan di mana kita merasa rendah diri kemudian hadir pikiran untuk menjauhi obyek akan tetapi kita juga tidak rela obyek tersebut juga pergi. Pokok utama pilar harga diri buku ini ada 3 yang utama seperti kebermanfaatan diri, kontrol diri dan rasa aman. Lainnya itu penjabaran hingga satu buku penuh.
Terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d