Skip to main content

Ingatan Buku: Ancika

Ingatan Buku: Ancika
Oleh Pidi Baiq

Pidi baiq membawa satu lagi jalinan cerita Dilan ke dalam suatu momentum titik puncak perubahan kepribadian tokoh Dilan. Bersama Ancika sebagai penutur kelanjutan cerita petualangan Dilan si anak geng motor berlanjut.

Berbeda dari Milea. Ancika menjadi sosok mandiri, lebih dingin, dan terkesan tomboy. Dari cerita inilah ditampilkan bagaimana perubahan psikologis dan kedewasaan Dilan yang sudah kuliah menjadi lebih terlihat daripada di buku-buku sebelumnya (tentu karena masih SMA).

Dilan menjadi sosok idaman satu paket cewek-cewek karena keunikannya, mudah membaur dan cair. Mana dia anak geng motor kuliah di ITB, beasiswa juga pula, kurang perfect apa lagi tuh? Tapi emang sih anak seni, filsafat, dan komunikasi bersatu apalagi punya kemampuan komedi yang cukup baik, itu menjadi sebuah senjata ampuh dalam menghadapi hidup.

Di sini saya tidak membahas cerita di dalam bukunya. Tapi bagaimana kisah Dilan ini dibawa sebagai penutup dari buku sebelumnya yang terkesan Dilan adalah orang yang tidak bertanggung jawab terhadap Milea.

Sejauh ini, tetap saya masih lebih suka buku Dilan 1990 yang pertama. Karena saya rasa di sana di mulainya petualangan cowboy Dilan dan hampir menginfluence pemuda-pemuda.
Buku kedua dan ketiganya hanya berisi drama yang terjadi dengan beragam aksi unik Dilan terhadap perempuannya.

(Spoiler Alert)
Kalau boleh saya jadi detektif, 
Buku Ancika ini semakin membuat saya yakin dan menegaskan bahwa Sosok Dilan itu adalah Pidi Baiq itu sendiri. Sebab dalam perkatan Pidi Baiq sendiri, dia tidak bisa menulis kalau tidak cerita kehidupan atau yang disekitar dia, kemudian di buku Ancika ini banyak sekali spoiler yang semakin menegaskan Dilan itu Pidi Baiq. Seperti Dilan yang kuliah di ITB, Pidi Baiq juga, Dilan dapat beasiswa ke Amsterdam, Pidi Baiq juga. Kemudian, Istrinya Pidi Baiq Teh Rosi, lulusan Unpad Psikologi, sedang Ancika di sini adalah lulusan UNPAD.
Jadi menurut kalian?? Jika memang teori saya benar, maka Milea masih menjadi orang yang misteri.

Sebenarnya buku Dilan pertama dan kedua, itu ada nilai magis tersendiri seperti halnya Milea ada perasaan mendalam terhadap peristiwa bersama Dilan. Jadi siapakah dirimu Milea?

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d